SURABAYA : Ambruknya wahana seluncur air Kenjeran Park bakal berbuntut panjang. Selain meminta polisi mengusut tuntas kecelakaan itu, DPRD Surabaya juga akan memanggil pengelola. Hal itu dilakukan untuk mengetahui pengelolaan wahana yang mengakibatkan 16 orang luka itu.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan Khusnul Khotimah mengunjungi korban rusaknya wahana seluncur di Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya yang dirawat di RSUD dr M Soewandhie. Tampak Khusnul bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyemangati para korban dan keluarga yang menunggui.
“Yang sabar ya, Nak. Insya Allah segera sehat lagi. Pasti tim dokter bekerja cepat dan tepat. Semangat ya,” katanya kepada salah seorang anak yang menjadi korban.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, total ada 16 orang yang menjadi korban rusaknya wahana seluncur Kenpark. Sebanyak 8 orang dirawat di RSU Dr Soetomo, dan 8 orang dirawat di RSUD dr M Soewandhie.
“Dari 8 orang yang dirawat di RSUD Soewandhie, tiga orang mengalami patah tulang sehingga harus mendapatkan perawatan intensif, satu orang mengalami pusing kepala, dua orang mendapatkan perawatan ringan namun harus tetap rawat inap, dan dua orang lagi sekarang diperbolehkan pulang,” kata Khusnul.
Baca juga : Polisi Ungkap Hasil Investigasi Awal Kasus Ambrolnya Seluncuran Kenpark
Khusnul memastikan akan terus mengawal fase pemulihan para korban. Termasuk dari sisi psikisnya. “Saya juga meminta Pemkot Surabaya untuk memberikan trauma healing kepada korban. Pendampingan ini sangat penting agar tidak menimbulkan trauma dimasa mendatang kepada para korban,” kata wakil rakyat tiga periode tersebut.
Khusnul juga meminta kepada pengelola Kenpark untuk memberikan santunan kepada seluruh korban. “Kami juga akan memanggil pengelola destinasi wisata tersebut. Kita ingin memastikan manajemen keselamatan menjadi perhatian pengelola destinasi di seluruh Surabaya,” katanya.
Belajar dari kejadian ini, lanjut Khusnul, Pemkot Surabaya bersama para pengelola destinasi wisata di seluruh Kota Pahlawan harus terus melakukan pemantauan secara rutin.
“Setelah dua tahun lebih masyarakat dihadapkan dengan pandemi Covid-19, sekarang setelah ada kelonggaran masyarakat banyak yang ingin berwisata. Untuk itu, seluruh pengelola wisata juga harus meningkatkan keamanannya. Kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali,” pungkasnya.
(ADI)