Pedagang Pisang Bikin Jalur Mudik di Lumajang Macet Panjang

Banyaknya pedagang pisang yang berjualan di bahu jalan membuat akses jalan menyempit/MI Banyaknya pedagang pisang yang berjualan di bahu jalan membuat akses jalan menyempit/MI

LUMAJANG: Jalur mudik Lumajang-Probolinggo terpantau macet parah pada pada Selasa pagi, 26 April 2022. Ribuan kendaraan dari arah Bali maupun sebaliknya tak bergerak akibat meluasnya aktivitas di Pasar Buah Ranuyoso, Lumajang, hingga ke bahu jalan.

Banyaknya pedagang pisang yang berjualan di bahu jalan membuat akses jalan menyempit dan menyebabkan kemacetan panjang hingga empat kilometer. Para pemudik tujuan Surabaya maupun Bali harus menunggu lama untuk bisa keluar dari titik kemacetan.

Selain karena meluasnya lapak-lapak pedagang di Pasar Buah Ranuyoso hingga ke badan jalan, kemacetan ini juga dipicu oleh meningkatnya angka kendaraan di masa mudik lebaran.

BACA: Telan Rp 16,4 Miliar, Penambalan 105 Ruas Jalan Berlubang di Kota Malang Dikebut

Ironisnya, tidak ada satupun petugas dari kepolisian maupun dinas terkait untuk mengurai kemacetan. Warga sekitar pun berinisiatif untuk mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif, meski antrean kemacetan tetap tak dapat dihindarkan.

Kondisi ini sangat dikeluhkan para pengguna jalan, tak hanya para pengendara mobil niaga, namun pemudik baik roda dua maupun roda empat juga sangat terganggu. Seperti yang dialami oleh Abdul Rohman, seorang pengendara motor. Ia mengaku sudah setengah jam terjebak macet akibat kegiatan jual beli di Pasar Ranuyoso.

"Sudah 30 menit terjebak macet di sini. Saya cukup sering lewat jalur ini dan selalu begini kondisinya di pagi hari. Apalagi pas musim mudik begini," tutur pemudik tujuan Jember ini.

Sementara para pedagang mengaku terpaksa berjualan di badan jalan, karena tak ada pasar yang strategis bagi mereka untuk menjajakan barang dagangannya. Mereka berharap, pemerintah menyiapkan lokasi, sehingga pedagang tidak jualan di bahu jalan lagi.

"Memang ada teguran agar kami tidak berjualan di pinggir jalan, kami mau direlokasi tapi diberi tempat untuk berdagang. Kalau nggak ada, ya akan seperti ini terus," ujar salah satu pedagang, Saheri.


(TOM)

Berita Terkait