SURABAYA: Bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur berdampak pada lahan pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Jatim, total 268,95 hektare lahan pertanian terdampak banjir.
"Secara kumulatif mulai 1 Oktober - 15 November 2021, luas tambah tanam yang terkena bencana 268,95 hektare. Sedangkan yang mengalami puso atau gagal panen ada 0,1 hektare," kata Kepala Distan Jatim, Hadi Sulistyo, saat dikonfirmasi, Selasa, 23 November 2021.
Hadi menjelaskan ratusan hektare lahan tersebut tersebar di beberapa daerah di Jatim. Rinciannya Gresik 101 hektare, Jember 75 hektare, Lumajang 59,5 hektare, Lamongan 20 hektare, Pacitan 13,20 hektare, Malang 0,25 hektare, dan puso 0,1 hektare.
Sementara untuk tanaman jagung, luas tambah yang terkena banjir sekitar 1230,20 hektare dan puso 25 hektare. Secara kumulatif pada musim tanam 2021/2022 (1 Oktober hingga 15 November), yang terkena bencana ada 1311,20 hektare dan puso 40 hektare.
BACA: Liar! Belasan Kios dan Lapak Pedagang Depan Stasiun Bangil Dihancurkan
"Untuk rinciannya Kabupaten Tulungagung terkena 1023 hektare, Kabupaten Lumajang terkena 80 hektare dan puso 25 hektare dan Kabupaten Jember 127,20 hektare. Kemudian kacang tanah, luas tambah tanam terdampak banjir ada 15 hektare dan kacang hijau sembilan hektare di Tulungagung," jelasnya.
Hadi menyarankan agar petani memiliki asuransi usaha tani padi (AUTP) dan bantuan benih gratis bagi yang telah mengalami gagal panen. Meski demikian AUTP saat ini masih mengakomodir untuk komoditas padi, sehingga untuk komoditas hortikultura tidak ditanggung.
"Untuk tanaman padi apabila kerusakan tanaman lebih dari 70%, maka sudah bisa diusulkan klaim asuransi dengan rekomendasi dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)," ujarnya.
(TOM)
