JAKARTA : Aturan privasi baru yang harus disetujui pengguna terus mendapat sorotoan. Bahkan di sejumlah negara aturan itu sudah ditolak. Salah satunya adalah Jerman. Regulator di Jerman telah mengeluarkan perintah yang mencegah Facebook memproses data pengguna dari WhatsApp. Bahkan mereka mendesak negara negara Eropa lainnya untuk mengambil tindakan serupa.
Isu keamaan privasi ini pun terus "digoreng" oleh aplikasi chat kompetitor. Bahkan Telegram secara terang-terangan menyindir WhatsApp di Twitter. Selain itu, perubahan privasi WhatsApp memicu minat baru dalam persaingan aplikasi chat WhatsApp, dengan jutaan orang mengunduh Signal dan Telegram.
Sebuah laporan baru menunjukkan betapa signifikan masalahnya bagi Facebook. Meninggalkan platform populer seperti WhatsApp adalah tugas yang hampir mustahil bagi banyak orang.
Baca Juga : Telegram dan WhatsApp Saling Sindir di Twitter, Kenapa?
WhatsApp berfungsi di iPhone dan Android, menawarkan perlindungan enkripsi end-to-end yang sama untuk obrolan seperti iMessage dan Signal. Telegram juga mendukung enkripsi ujung ke ujung, tetapi tidak diaktifkan secara default untuk semua percakapan.
Meninggalkan WhatsApp demi layanan obrolan yang berbeda mungkin berarti meninggalkan teman dan kerabat yang tidak ingin beralih ke aplikasi baru atau sulit beradaptasi dengan lingkungan obrolan yang berbeda. Meskipun demikian, jutaan orang telah mencari alternatif, terutama di awal tahun 2021 ketika permintaan WhatsApp mulai memberi tahu mereka Facebook akan mengumpulkan lebih banyak data pengguna.
Untuk diketahui, Facebook meluncurkan pembaruan kebijakan privasi WhatsApp pada Sabtu 15 Mei 2021. Pengguna WhatsApp harus menyetujui kebijakan baru agar bisa terus menggunakan aplikasi perpesanan secara penuh.
Facebook tidak akan menghapus aplikasi jika Anda tak menyetujui persyaratan layanan. Tapi, secara bertahan akan menghapus fitur-fitur yang memungkinkan pengiriman pesan dan panggilan WhatsApp menjadi tidak mungkin.
Fitur yang tidak aktif akan menyebabkan penghentian akun. Facebook mungkin tidak membatalkan rencana untuk memperbarui kebijakan privasi WhatsApp untuk mengumpulkan lebih banyak data pengguna dari fitur e-commerce di dalam WhatsApp.
Menganalisis unduhan aplikasi dari App Store dan Google Play, SensorTower menemukan angka aktual yang menunjukkan betapa signifikannya mimpi buruk perubahan kebijakan privasi WhatsApp bagi Facebook
Unduhan aplikasi Telegram dan Signal melonjak di bulan Januari. Telegram mencapai 63,5 juta penginstalan, meningkat 283% dibandingkan Januari 2020. Pengunduhan Telegram sudah mulai normal sejak saat itu, seperti yang terlihat pada grafik di atas. Pada bulan April, Telegram melihat 26,2 juta penginstalan, 3 persen lebih sedikit dari tahun lalu.
(ADI)