Airlangga Hartarto Resmikan Smelter PT Freeport di Gresik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meresmikan operasionalisasi smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Kamis (28/6/2024) (ANTARA/Bayu Saputra) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meresmikan operasionalisasi smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Kamis (28/6/2024) (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan pengoperasian smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.

Smelter PTFI merupakan fasilitas pemurnian tembaga terbesar di dunia dengan desain jalur tunggal, mampu memurnikan hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

“Kita beri applause kepada manajemen yang extraordinary. Dan yang dibangun pun pabrik yang extraordinary, luar biasa. Jadi ini sangat tepat waktu, karena saat sekarang renewable energy menjadi tren. Dan tren renewable energy butuh critical mineral. Dan salah satunya adalah copper,” kata Airlangga dikutip dari Antara, Jumat, 28 Juni 2024.

Airlangga menjelaskan bahwa proyek yang berdiri di atas lahan seluas 100 hektare ini memiliki nilai investasi kumulatif sebesar 3,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun.

Investasi tersebut akan memberikan manfaat bagi perusahaan konstruksi dalam negeri serta menciptakan efek berganda bagi masyarakat di Kabupaten Gresik.

Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, kedua fasilitas ini akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan sekitar 600.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak setiap tahunnya.

Dengan beroperasinya smelter ini, seluruh konsentrat tembaga yang diproduksi oleh PTFI dapat diproses dan dimurnikan di dalam negeri, termasuk lumpur anoda dari PT Smelting.

“Dan ini yang pertama integrasi tambang sampai dengan produk akhir. Dan dengan integrasi ini, maka produksi emas nanti yang 50 ton bayar royalti. Karena ini terintegrasi dari tambang sampai ke hilir. Demikian pula untuk perak juga bayar royalti. Jadi tentu banyak pendapatan yang didapatkan pemerintah,” tambahnya.

Kehadiran PTFI di KEK Gresik diharapkan dapat menarik investasi dan membentuk ekosistem yang mendukung hilirisasi, khususnya kendaraan listrik (EV). Hingga Maret 2024, KEK Gresik telah mencatatkan investasi sebesar Rp75,2 triliun dan menyerap lebih dari 35.000 tenaga kerja.

“Tentu ke depan Indonesia akan mampu untuk meningkatkan ekspornya. Kalau ekspor kita kuat, maka rupiah kita bisa stabil. Sebagai contoh, dari nikel itu dan dari kelapa sawit ekspor kita 55 miliar dolar AS. Nah impor minyaknya 40 miliar dolar AS. Jadi sebetulnya natural hedging itu terjadi,” jelas Airlangga.

Selain meresmikan operasional smelter PTFI, Airlangga dan rombongan juga meninjau kawasan smelter, termasuk area jetty, anode casting, dan central control building.

Airlangga menekankan pentingnya peran smelter PTFI dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional. Pemerintah menggagas kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendukung resiliensi ekonomi nasional.

Untuk mendukung kebijakan hilirisasi tersebut, peran off-takers domestik menjadi sangat penting, termasuk pengguna bahan baku tembaga.

Saat ini, pasokan produk hilirisasi tembaga Indonesia masih mengandalkan impor, seperti copper tube, copper tape, evaporator tembaga, serta komponen EV seperti kabel, inverter, dan baterai. Pemerintah terus mendorong industri pengolahan di KEK untuk melakukan hilirisasi guna memenuhi kebutuhan tersebut.


(SUR)

Berita Terkait