SURABAYA : Sebanyak 386 orang meninggal dunia dalam sehari akibat covid-19 di Jawa Timur per Senin 26 Juli 2021. Total secara kumulatif sampai saat ini yang menjadi korban virus korona mencapai 18.899 orang.
Berdasarkan data pada laman infocovid-19.jatimprov.go.id, dari jumlah kasus kematian tersebut, 16.664 orang meninggal akibat virus korona dan 2.235 orang lainnya memiliki komorbid. Kematian pasien Covid-19 ini sekitar 40 persen saat dalam pengananan diUnit Gawat Darurat (UGD) karena datang sudah dalam kondisi gejala berat.
Salah satu penyebab tingginya jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Jatim diduga karena terlambat mendapatkan penanganan. Tidak jarang pasien bergejala berat datang ke rumah sakit dan meninggal saat ditangani di UGD.
BACA JUGA : Pangdam Tegaskan Tidak Ada Lagi Warga Isoman di Jatim
“Pasien Covid-19 banyak yang datang ke rumah sakit dengan saturasi oksigennya di bawah 90. Sementara di UGD mereka masih antre,” ujar Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim Dokter Joni Wahyuhadi, Selasa 27 Juli 2021.
Dia mengatakan, tahun lalu sekitar 70 persen pasien covid-19 meninggal dunia saat dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU). Tapi, saat ini yang meninggal saat ditangani di UGD mencapai lebih dari 40 persen. Tingginya tingkat kematian ini, penyebab lainnya faktor covid-19 varian delta.
“Dulu hanya saluran pernapasan, tapi varian delta ini efeknya juga sampai ke jantung hingga ke ginjal,” kata Joni.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Alfarabi menambahkan, ketika masih mengalami gejala ringan, pasien covid-19 banyak yang enggan pergi ke rumah sakit. Sebab mereka banyak mendapat berita membeludaknya antrean pasien covid-19.
"Saat gejala yang dirasakan mulai berat, pasien pergi ke rumah sakit. Akhirnya meninggal dunia saat dalam perjalanan mencari rumah sakit,” ucapnya.
(ADI)