Mabes Polri Tangani Perampokan Rumdis Wali Kota Blitar

Salah satu pelaku perampokan rumdis Wali Kota Blitar mengenakan topi korpri (Foto / Istimewa) Salah satu pelaku perampokan rumdis Wali Kota Blitar mengenakan topi korpri (Foto / Istimewa)

BLITAR : Tim Bareskrim Mabes Polri turun tangan mengusut kasus perampokan disertai penyekapan terhadap Wali Kota Blitar Santoso. Mereka diterjunkan demi mempercepat proses pengusutan kasus tersebut. Saat ini, tim masih melacak keberadaan para pelaku. 

"Kami dibantu tim dari Bareskrim. Semoga pelaku segera tertangkap," kata Kapolres Blitar Kota AKBP Argo Wiyono di Blitar, Kamis 15 Desember 2022.

Dia mengatakan, pihaknya sudah membuat profiling terkait kasus ini. "Sudah kami profiling, tapi tentunya masih terkait dengan penyidikan kami belum dapat ungkapkan. Tapi yang pasti profiling sudah tinggal kecocokan, kesesuaian berdasarkan data dan masih banyak hal lain," imbuhnya.

Dia menambahkan, dengan dilakukan profiling, artinya ada perkembangan positif terhadap pengusutan kasus ini. Pihaknya terus bekerja keras agar kasus itu segera terungkap. Dia berharap kasus ini bisa secepatnya terungkap. Berbagai evaluasi terus dilakukan dengan tim terkait.

baca juga : Perampok Rumdis Wali Kota Blitar Gunakan Seragam ASN hingga Topi Korpri

"Mudah-mudahan dapat segera kita temukan yang memang sesuai, bukan hanya berdasarkan perkiraan menganalisa yang mungkin tersebar, ada media sosial yang menyebarkan video dan sebagainya, ini tentunya menjadi kesulitan karena pasti akan mengubah pola-pola lain jika seperti itu," tuturnya.

Polisi juga terus mendalami keterangan para saksi kasus pencurian disertai penyekapan yang terjadi di rumah dinas Wali Kota Blitar tersebut. Terdapat tujuh saksi yang diperiksa. Jumlah saksi yang diperiksa tersebut juga bisa bertambah.

Kemudian, terkait dengan adanya rumor ART (asisten rumah tangga) yang dikeluarkan dari rumah dinas sebelum kejadian pencurian disertai dengan kekerasan itu, Kapolres mengatakan juga masih didalami.

"Tentunya ada yang datang dan silih berganti, ada ART, driver dan sebagainya. Tentunya semua tergantung dari Pak Wali Kota selaku pengguna. Kalau dikeluarkan belum tentu juga ada kaitannya dengan kejadian tersebut," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait