MALANG: Terjaring razia masker, seorang pengacara menolak menjalani sidang dan membayar denda Rp 100 ribu. Bahkan sempat berdebat panjang dengan Walikota Malang, Sutiaji.
Peristiwa adu mulut ini terjadi saat razia gabungan puluhan personel Satpol PP, Kodim, Polresta, Kejari dan Pengadilan Negeri (PN) Kota Malang, di kawasan Alun-Alun Tugu Kota Malang, Rabu 16 September 2020.
Razia ini merupakan pelaksanaan hari ketiga sekaligus peluncuran mobil pemburu pelanggar masker, sebagai usaha pencegah penularan virus korona.
Tak berselang lama, seorang pria paruh baya mengaku berprofesi sebagai pengacara ini melintas. Seorang personel satpol PP menghentikan laju kendaraan pria tersebut karena kedapatan tidak mengenakan masker.
Dihadapan jaksa dan hakim, pria tersebut justru menolak menjalani pemeriksaan dan sidang di tempat dengan alasan tidak membahayakan orang lain. Sebab, saat berada dalam mobil sendirian dan tidak memiliki agenda bertemu dengan siapapun.
"Saya di mobil sendirian, tidak membahayakan orang lain. Kenapa justru di bawa kesini yang membahayakan saya karena kerumanan ini, " ucap pria yang di dompetnya terdapat kartu organisasi advokat Peradi.
Wali Kota Malang Sutiaji yang berada di lokasi kemudian mendekat dan terjadi adu mulut. Kemudian meminta anggota Satpol PP memeriksa mobil pengacara ini.
"Periksa mobilnya, ada masker atau tidak. Anda ini katanya pengacara, masak tidak tahu aturan, " ucap orang nomor satu di Kota Malang ini.
Meski tetap ngeyel dan berdebat panjang, akhirnya tetap menjalani sidang. Namun sempat enggan membayar denda Rp 100 ribu dan bersikeras mengajukan banding.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan razia masker sudah berjalan tiga hari ini merupakan salah satu cara mendisiplinkan masyarakat untuk mengenakan masker di setiap aktifitasnya baik di dalam maupun luar ruangan.
"Dengan memakai masker setiap orang sudah turut andil dalam usahanya memutus mata rantai penularan virus korona, " tandasnya.
Hingga hari ini, jumlah warga Kota Malang yang terkonfirmasi positif mencapai 1702 orang atau bertambah 35 orang dibanding hari sebelumnya. Dari data tersebut, 1136 orang dinyatakan sembuh 404 orang masih dalam pemantauan dan 162 orang diantaranya meninggal dunia.
(TOM)