Harga Anjlok, Petani Biarkan Cabai Membusuk

Petani cabai di Desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep.  (metrotv) Petani cabai di Desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep. (metrotv)

SUMENEP: Anjloknya harga cabai, membuat banyak petani di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur memilih tidak memanen. Bahkan beberapa dibiarkan membusuk lantaran ongkos buruh petik tidak sebanding dengan harga jual.

Kondisi ini terlihat di Desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep.  Diantara luasnya hamparan pertanian cabai, thanya ada beberapa petani yang masih beraktifitas di kebun mereka yang sebenarnya sudah siap panen.

Anjloknya harga cabai bahkan pernah sampai menyentuh Rp 4 ribu perkilonya. Akibatnya banyak lahan cabe siap panen di sana  dibiarkan begitu saja. Bahkan tak jarang cabe sampai kering dan juga ada yang membusuk.

BACA: Bikin Macet, Truk Trailer Nyungsep di Tuban

"Banyak petani merugi, karena mereka masih mempekerjakan buruh petik untuk memanen cabe mereka. Padahal harga jual cabe tidak sebanding dengan upah buruh petik, " ujar
Yusuf, salah satu petani cabai.

Koordinator penyuluh BPP Kecamatan Rubaru,  ahtiar Julianto membenarkan kondisi miris ini. Disebutkan, dari 154 hektar lahan produktif tanaman cabai se Kecamatan Rubaru, banyak yang dibiarkan karena harga jual cabai tidak bisa menutupi biaya panen.

"Anjloknya harga ini sangat meresahkan bagi para petani. Sebab modal mereka untuk pupuk sudah besar, belum lagi biaya untuk sewa buruh petik saat panen, " ujarnya.

 


(TOM)

Berita Terkait