LUMAJANG : Puluhan hektar tanaman kopi di lereng Gunung Semeru, Lumajang, dipanen. Kopi dengan pola tanam organik ini memiliki cita rasa yang khas. Sebab, sebelum digoreng kopi ini difregmentasi selama satu bulan lebih agar aroma kopinya tak hilang.
Petani di Desa Pasrujambe, Lumajang memanen kopi yang sudah matang di area kebun selusa 60 hektar tersbeut. Proses panen tersebut diikuti Bupati Lumajang, Thoriqul Haq. Tanaman kopi yang ditanam diatas ketinggian 800 meter dari permukaan laut ini memiliki iklim suhu yang cocok untuk jenis tanam kopi robusta.
Namun, bedanya kopi di daerah ini ditanam dengan pola organik sehingga bagus untuk kesehatan karena tidak mengandung pupuk kimia. Tidak hanya itu, kopi yang diberi nama dengan kopi organik wine atau kopi anggur ini diproses secara khusus. Mulai dari pemetikan, proses sortir hingga proses fregmentasi selama 45 hari.
"Ini dilakukan untuk menjaga kualitas rasa dan aroma kopi, sehingga cita rasa dan aroma kopinya benar-benar terasa," kata petani kopi, Sugiono.
Kapasitas kopi organik wine ini mencapai 500 ton setiap kali musim panen. Oleh karena itu, pemerintah setempat berjanji akan mengintervensi pasar agar kopi asli Lumajang ini mampu menembus pasar global.
"Kualitas kopi jenis ini terbaik dan layak ke pasar global," kata Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.
(ADI)