KEDIRI: Terjun bebasnya harga tomat di pasaran membuat petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengalami kerugian. Diduga, kondisi ini terjadi akibat daya beli masyarakat melemah imbas pandemi covid-19.
Saat ini harga tomat di pasaran hanya kisaran Rp 1.000/kilogramnya. Dengan harga ini, petani mengalami kerugian mencapai 50 persen dari modal untuk menaman hingga mejelang panen.
Untuk biaya produksi mulai pembibitan perawatan hingga masuk musim panen, petani membutuhkan biaya Rp 3 ribu perpohon. Sedang hasil panen hanya 3 hingga 4 kilogram perpohon.
"Dengan harga saat ini petani merugi hingga separo biaya produksi. Sebab perani masih harus mengeluarkan biaya transport dan ongkos panen, " ujar Saumal Abidin, petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Harga normal tomat biasanya Rp 3.000 hingga Rp 4.000 perkilogram Bahkan harga tomat pernah mencapai Rp 8.000 perkilogramnya sebelum pandemi covid-19 merebak.
Selain harga tomat anjlok, hasil panen petani juga menurun karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Di atas lahan 2 ribu meter persegi biasanya petani mampu menghasilkan tomat sebanyak 1 ton saat hanya 7 kuintal.
Anjloknya harga tomat kali ini diduga akibat melemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi covid-19. Sebab, stok di pasar grosir tidak terlalu banyak, namun harga malah turun.
(TOM)