Lebaran Masih Lama, Warga Sudah Berbondong-Bondong Tukarkan Uang Baru

Suasana lebaran terasa kurang  tanpa menukarkan uang baru yang akan dibagikan kepada sanak saudara (Foto / Istimewa) Suasana lebaran terasa kurang tanpa menukarkan uang baru yang akan dibagikan kepada sanak saudara (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Jelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, masyarakat berbondong-bondong menukarkan uang baru. Begitu pula di Kota Surabaya. Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Imam Subarkah mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan triliunan lembar uang.

"Total, uang kas sebanyak Rp 11,5 triliun dalam Lebaran 2021 siap diedarkan," katanya, Kamis 15 April 2021.
 
Menurutnya, hal itu tak jauh beda dengan momen yang sama di tahun 2020 dengan realisasi senilai Rp 11,8 triliun, atau selisih Rp 0,3 triliun. Imam menjelaskan, BI telah berkoordinasi dengan perbankan terkait untuk mengecek kebutuhan nasabah.

"Walaupun ada larangan mudik dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), namun tetap ada pergerakan ekonomi. Itu artinya, ada kebutuhan (tambahan uang),” ujar Imam.

Imam menuturkan, penukaran uang untuk Lebaran tetap akan dilayani. Namun, melalui kantor perbankan supaya mencegah terjadinya kerumunan. Ia mengimbau, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat ketika hendak menukar uang di bank.

Apabila terjadi antrean di bank tertentu, Imam meminta untuk mencari alternatif bank lain. Untuk penukaran kas keliling, untuk tahun ini tidak buka.

"Kami sudah koordinasi dengan semua bank, masyarakat tak perlu khawatir kalau butuh pecahan tertentu, masyarakat bisa menukarkan uang seusai kebutuhan lewat perbankan," katanya.

Disisi lain, BI Jatim juga tengah mempersiapkan pasokan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) pecahan Rp 75.000 yang dapat digunakan untuk uang Lebaran.

"Hal ini karena permintaan UPK75 cukup tinggi. Sebab, didorong kemudahan penukaran, yakni 1 KTP untuk maksimal 100 lembar UPK75. Mengingat, UPK 75 bukan hanya sebagai uang koleksi tetapi juga menjadi uang yang sah untuk transaksi," tuturnya.

Imam mengungkapkan, Ramadan dan Lebaran kali ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, tahun lalu pemerintah memberlakukan aturan ketat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang memaksa masyarakat tak bisa melakukan aktivitas lebih banyak di luar rumah, termasuk mudik.

"Meskipun ada pembatasan (tahun ini), namun perekonomian mulai bergerak. Jalur transportasi, sudah terbuka, begitu juga tempat wisata," tutupnya.


(ADI)

Berita Terkait