Marak PHK, Khofifah Sebut Pengangguran di Jatim Menurun

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat meluncurkan Bus Trans Jatim. (Dok: Humas Pemprov Jatim) Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat meluncurkan Bus Trans Jatim. (Dok: Humas Pemprov Jatim)

SURABAYA: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada  Agustus 2022 jumlah penduduk di Jawa Timur yang bekerja meningkat 0,58 juta orang. Sedangkan pengangguran turun sebesar 25,68 ribu jiwa. Sehingga terjadi penurunan TPT Jatim dari 5,74 di bulan Agustus 2021 menjadi 5,49 di bulan Agustus 2022.

"Penurunan TPT Jatim diharapkan dapat menjadi oasis di tengah isu badai PHK massal. Tentu hal ini patut disyukuri bahwa ekosistem ekonomi kerakyatan Jatim terbukti resilien terhadap krisis," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Kamis, 17 November 2022.

Sementara pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2022. Provinsi Jatim mencatatkan pertumbuhan PDRB triwulanan sebesar 2,15 persen (q to q) lebih tinggi dari Nasional sebesar 1,81 persen (q to q).

"Sehingga secara kumulatif pertumbuhan Ekonomi Jatim Januari-September 2022 tercatat sebesar 5,53 persen (c to c) yang juga lebih tinggi daripada capaian nasional 5,4 persen (c to c)," katanya. 

BACA: Buruh Pabrik Sepatu Demo, 4 Bulan Gaji Belum Dibayar!

Lapangan usaha Jatim yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi di pulau Jawa adalah Konstruksi yang tumbuh 6,20 persen (q to q), dan real estate tumbuh 5,30 persen (q to q) diiringi dengan lapangan usaha lain yang tumbuh. Salah satu catatan yang menarik adalah PDRB tanpa Migas Jatim Tumbuh sebesar 6,13 persen tercatat tertinggi diantara provinsi se-pulau Jawa.

Di tengah melesatnya sektor ekonomi non migas di Jatim, beberapa gangguan produksi yang terjadi di salah satu operator migas utama berkontribusi kepada kontraksi sektor migas. Hal ini menyebabkan secara agregat, pertumbuhan year on year PDRB include migas di Jatim TW3 berada di angka 5,58 persen.

"Ini tentu patut disyukuri bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan di Jatim tercatat terbesar kedua (5,60 persen) setelah Jabar (6,90 persen). Sedangkan untuk sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil juga tercatat terbesar kedua (8,10 persen) setelah DKI Jakarta (9,65 persen)," ujarnya.

Khofifah mengatakan kinerja pertumbuhan ekonomi Jatim yang signifikan juga berdampak pada perluasan serapan tenaga kerja Jatim. Meskipun secara kumulatif penduduk usia kerja bertambah 0,22 juta orang, namun hal ini diiringi dengan peningkatan Angkatan Kerja (AK) sebesar 0,55 juta orang serta menurunnya Bukan Angkatan Kerja (BAK) sebesar 0,33 juta orang.

BPS mencatat pada  Agustus 2022 jumlah penduduk yang bekerja meningkat 0,58 juta orang. Sedangkan pengangguran turun sebesar 25,68 ribu jiwa. Sehingga terjadi penurunan TPT Jatim dari 5,74 di bulan Agustus 2021 menjadi 5,49 di bulan Agustus 2022.

"Penurunan TPT Jatim diharapkan dapat menjadi oasis di tengah isu badai PHK massal. Tentu hal ini patut disyukuri bahwa ekosistem ekonomi kerakyatan Jatim terbukti resilien terhadap krisis," ujarnya.

 


(TOM)

Berita Terkait