SURABAYA : Jumlah perawat di Jawa Timur yang positif covid-19 hingga saat ini mencapai 820 orang, 25 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan dari 25 perawat yang meninggal dunia tersebut, 80 persen memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sehingga, resiko tertular covid-19 sangat tinggi.
"Sebanyak 30 persen dari total yang terpapar saat ini masih dirawat intensif di beberapa rumah sakit," kata Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, prof dr Nursalam.
Sedangkan, lanjut Nursalam dari 25 perawat lainnya meninggal dunia Surabaya menjadi penyumbang tertinggi perawat yang meninggal dengan sembilan perawat. Disusul Sidoarjo sebanyak tiga perawat, serta Tuban dan Bojonegoro masing-masing dua perawat.
"Perawat yang meninggal dunia tersebut, 80 persen memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Seperti hipertensi, diabetes hingga sesak nafas. Sehingga, rentan tertular covid-19 dari pasien maupun tenaga medis lainnya," terangnya.
Sehingga,para perawat yang memiliki komorbid diminta untuk tidak merawat maupun menangani langsung pasien covid-19 di ruangan khusus.
"Selain komorbid, faktor penyebab banyaknya perawat yang meninggal dunia akibat covid-19 yakni obesitas, auto imun, ibu hamil serta perawat usia di atas 60 tahun," katanya.
Meski demikian, PPNI Jatim meminta adanya pemeriksaan p-c-r secara masif dan berkala setiap 14 hari. Selain itu, mencegah stigma pada perawat termasuk jangan sampai dipecat jika ada perawat honorer atau relawan yang positif covid-19.
"Kami juga terus berupaya untuk mengajukan insentif bagi ratusan perawat yang positif covid-19," pungkasnya.
(ADI)