Dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan sesama mahasiswa Fakultas Syariah dan Ilmu hukum tersebut terjadi pada awal September lalu. Korban dilecehkan oleh pelaku saat hendak mendaki di sebuah gunung di wilayah Kediri.
Menurut koordinator aksi, Roiyatus Saadah kejadian tersebut dilaporkan ke rektorat pada pertengahan September dan baru ditanggapi awal Oktober. Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menuntut agar pihak kampus segera mengusut kasus tersebut dan menangguhkan ijazah terlapor.
"Padahal terlapor sendiri diketahui telah di wisuda pada pertengahan November ini," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Tulungagung Abad Badruzzaman mengatakan menanggapi laporan tersebut pihak kampus tidak tinggal diam.
"Kami tengah menggelar sidang internal tertutup dengan memanggil terlapor dan pelapor," kata Abad.
Dalam unjuk rasa ini, para mahasiswa juga meminta agar kampus tidak melakukan victimisasi pada korban. Mereka juga menuntut agar IAIN Tulungagung, segera membuat SOP kekerasan seksual berdasar surat keputusan rektor.
(ADI)
