SURABAYA: Jelang libur Natal dan tahun baru 2021, Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur memastikan stok daging dan telur aman. Namun ada kenaikkan harga karena tingginya permintaan.
"Umumnya kenaikan harga terjadi pada H-3 hingga H+3. Persentase kenaikannya mencapai 10-20 persen," kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur, Wemmi Niamawati, dikonfirmasi, Rabu, 16 Desember 2020.
Wemmi mengatakan, jika terjadi kenaikan harga daging sapi, biasanya dipengaruhi psikologis, bukan karena stok berkurang. Sepanjang Desember, diperkirakan kebutuhan daging sapi di Jatim berada di kisaran 10.197 ton, sementara stok daging sapi tersedia 10.979 ton.
"Jadi, karena ada libur perayaan hari besar nasional, lalu harga dinaikkan. Yang pasti bukan karena stoknya yang kurang," ujarnya.
Stok daging yang ada, lanjut Wemmi, akan diprioritaskan untuk warga Jatim. Bila memang ada surplus, maka akan disalurkan ke provinsi lain.
"Peternakan sapi ada di Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Magetan, Nganjuk dan lainnya. Paling banyak penghasil daging sapi adalah Madura, khususnya Sumenep," kata Wemmi.
Sementara untuk stok daging ayam broiler di Jatim pada Desember sebanyak 43.852 ton, dan kebutuhan untuk Jatim sebesar 31.768 ton. Untuk telur ayam ras pada Desember 2020 sebanyak 69.703 ton, dan kebutuhan untuk Jatim sebanyak 29.971 ton.
"Dari ketersediaan daging sapi, daging ayam dan telur ayam, dapat diketahui kalau mencukupi dan ada kelebihan, serta dapat memenuhi kebutuhan rutin dan keperluan seperti Natal dan tahun baru 2021," ucapnya.
(TOM)