SURABAYA : Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) tahun ini dapat menjadi momentum kembalinya geliat gairah ekonomi syariah di tengah upaya pengendalian covid-19.
"Penyelenggaraan FESyar tahun 2020 ini diharapkan dapat berdampak pada kinerja ekonomi dan keuangan syariah baik secara regional maupun nasional yang dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," Kata Gubernur Khofifah dalam sambutannya pada Opening Ceremony FESyar 2020 Regional Jawa di Kantor BI Wilayah Jawa Timur, Senin 5 Oktober 2020.
Khofifah mengatakan bahwa di tengah upaya mengatasi pandemi covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan berbagai pihak bertekad untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan melihat peluang dan potensi pengembangan ekonomi syariah yang cukup besar di Jawa maupun di Indonesia.
"Ada empat yang menjadi fokus. di antaranya pengembangan dan perluasan industri produk halal, pengembangan dan perluasan keuangan syariah. Lalu pengembangan dan perluasan dana sosial syariah, serta pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah," terangnya.
Dia menuturkan bahwa untuk dapat mewujudkan bangkit dan tumbuhnya perekonomian syariah terlebih di masa sulit seperti saat ini maka perlu adanya dukungan, sinergi dan kerja keras semua pihak.
Oleh sebab itu, pihaknya bertekad untuk terus berupaya mendorong pengembangan industri halal mulai dari produk pangan melalui program sertifikasi halal produk UMKM serta sertifikasi Juleha (Juru Sembelih Halal) dari level RPH sampai pasar tradisional, hingga produk medis melalui pengembangan cangkang kapsul berbahan rumput laut yang halal.
"Selain itu, pembangunan Islamic Science Park di Bangkalan Madura juga akan menjadi bagian dari Indonesia Islamic Science Park yang diharapkan dapat menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia," katanya.
Khofifah juga mengungkapkan bahwa program One Pesantren One Product (OPOP) menjadi saah satu program unggulan Pemprov Jatim. Dirinya menyebut ada lebih dari 6.000 pesantren di Jawa Timur yang merupakan modal utama dalam mendorong pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pesantren di Jawa Timur.
Dirinya menegaskan Program OPOP telah dimulai sejak tahun 2019 dan berfokus pada tiga pilar pengembangan. Antara lain Pilar Santripreneur yang bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan keterampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan keuntungan.
"Target program Santripreneur yaitu mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan santri dalam waktu 5 tahun," tegasnya.
Kemudian pilar kedua, adalah pesantrenpreneur yang bertujuan memberdayakan koperasi pesantren agar dapat menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional.
"Target program Pesantrenpreneur yaitu mencetak 1.000 produk unggulan pesantren dalam waktu 5 tahun," harapnya.
Sedangkan Pilar ketiga yaitu Sosiopreneur yang fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif.
Sejalan dengan upaya tersebut, Pemprov Jatim menyambut baik penyelenggaraan kegiatan yang dapat menggerakkan aktivitas usaha dan ekonomi syariah seperti FESyar Jawa 2020.
(ADI)