Harga Jual Ubi Jalar Merah Anjlok, Hanya Rp5 ribu per 60 Kilogram

Petani tetap memanen ubi jalar mereka meski harganya anjlok (Foto / Metro TV) Petani tetap memanen ubi jalar mereka meski harganya anjlok (Foto / Metro TV)

LUMAJANG : Dampak pandemi covid-19 mulai dirasakan petani ubi di Lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Harga ubi jalar kini anjlok. 60 kilogram ubi hanya dihargai Rp5 ribu. Petani berharap ada terobosan pemerintah agar petani tak merugi.

Yudi Kristianto (46) salah satunya. Warga Desa Kertosari, Kecamatan Pasrujambe, Lumajang ini telah 15 tahun menjadi petani ubi jalar. Tak seperti tahun sebelumnya,  Yudi terpaksa harus memanen ubi dengan kualitas bagus saja. Hal ini dilakukan setelah harga ubi jalar sejak lima bulan terakhir.

"Harganya turun drastis. Harga ubi yang biasanya Rp 70 ribu per 60 kilonya. Sekarang hanya Rp5 sampai Rp10 ribu saja per 60 kilonya," kata Yudi.

Tak hanya itu, selain harga jual anjlok di tengkulak, penjualan ubi jalar di pasaran kini sepi peminat. Bahkan banyak petani ubi jalar merusak tanaman ubi mereka sebab tak sebanding dengan biaya panen.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lumajang, Paiman mengatakan selain karena dampak pandemi covid-19, sejumlah petani ubi di sejumlah kabupaten kota di Jawa Timur kini masuk panen raya, sehingga ubi jalar jenis ini melimpah ruah.

"Harganya murah karena jumlahnya melimpah. Ditambah lagi dampak pandemi," terangnya.

Dia menjelaskan pemerintah melalui dinas terkait rencananya akan memfasilitasi petani dengan mengolah hasil panen ubi mereka menjadi sejumlah aneka varian makanan jadi.

"Agar kerugian yang dialami para petani tak sebesar biaya produksinya," katanya.

Data dari Dinas Pertanian Lumajang tidak hanya ubi jalar yang harganya anjlok, namun sejumlah tanaman pangan pengganti beras lain juga turun. Seperti ubi madu, ketela pohon, dan talas.


(ADI)

Berita Terkait