Ratusan Pasutri Lamongan Cerai Pasca Lebaran, Didominasi Faktor Ekonomi

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

LAMONGAN : Tak hanya calon pengantin kabur yang meningkat, fenomena perceraian usai lebaran juga meningkat. Di Lamongan, sebanyak 236 pasutri yang mengajukan perceraian. Pemicu perceraian didominasi faktor ekonomi.

Panitera Muda Hukum PA Lamongan, Mazir mengatakan, selama bulan Januari hingga 2 Mei 2022, tercatat ada 1.173 perkara yang masuk. Kemudian usai lebaran hingga tanggal 23 Mei 2022, ada 236 perkara tambahan yang masuk.

“Pasca lebaran ada 236 perkara perceraian yang masuk di PA, juga ada 209 perkara sisa lalu, sehingga beban perkaranya berjumlah 445. Dari beban perkara itu, 20 di antaranya dicabut dan 176 sudah diputus. Sehingga saat ini masih ada sisa 249 perkara,” ujar Mazir, Selasa 24 Mei 2022.

Mazir menambahkan, perkara perceraian di Lamongan ini didominasi oleh kasus istri yang menggugat suaminya. Mengenai penyebab gugatannya, kata Mazir, paling banyak adalah soal permasalahan ekonomi.

“Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab perceraian, seperti cekcok, perselingkuhan atau biasa disebut dengan munculnya pihak ketiga. Namun penyebab perceraian di Lamongan ini didominasi faktor ekonomi,” katanya.

Baca juga : Geger, Penumpang dan Calon Penumpang Bus Meninggal di RM Duta Ngawi

Saat Ramadan kemarin, Mazir menerangkan, perkara perceraian yang masuk sempat menurun. Ia menyebut, mungkin banyak masyarakat yang khusyuk beribadah, sehingga kalau ada masalah biasanya cenderung bisa meredam emosi.

“Namun setelah lebaran, warga yang punya masalah seolah kembali berkecamuk, tak bisa membendung emosi dan tidak bisa dipertahankan mengajukan perkara,” sambungnya.

Menurutnya, goncangan ekonomi itu kerap membuat sejumlah pasangan kalang kabut dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari. Dari situlah, sebagian besar pasangan suami istri harus kembali mengukuhkan komitmen pernikahan mereka.

“Keharmonisan dalam mahligai rumah tangga itu tak akan datang begitu saja, terlebih di tengah bencana Covid-19. Keharmonisan perlu diwujudkan melalui perjuangan, pengorbanan, upaya dan doa,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait