Wamendag Yakini Indonesia Siap Hadapi Resesi

Wamendag Jerry Sambuaga menjadi pembicara pada acara bincang-bincang Bisa Ekspor di Palembang, Kamis (4/11/22) malam. (ANTARA/Dolly Rosana) Wamendag Jerry Sambuaga menjadi pembicara pada acara bincang-bincang Bisa Ekspor di Palembang, Kamis (4/11/22) malam. (ANTARA/Dolly Rosana)

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengemukakan Indonesia siap menghadapi resesi ekonomi. Hal ini merujuk pada kinerja sektor perdagangan selama masa pandemi covid-19.

“Indikator paling nyata, hingga September 2022, neraca perdagangan Indonesia masih surplus 39,87 miliar USD (dolar Amerika Serikat) pada September 2022,” ujar Jerry saat menjadi pembicara pada seminar “Bisa Ekspor” di Palembang, Kamis malam, yang turut dihadiri oleh Direktur Sumber Daya Pertahanan Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Farid Amran, dikutip dalam laman Antara, pada Jumat 4 November 2022.

Dia menambahkan bahwa sektor perdagangan tak pernah mengalami penurunan dan tetap mengalami pertumbuhan dan bahkan surplus. Padahal saat pandemi, semua negara mengalami tekanan karena sama sekali tak pernah menyangka pandemi memapar hampir 200 negara di dunia.

“Aktivitas perdagangan Indonesia yang terpantau dari kinerja ekspor, justru mengalami kenaikan atau tak pernah defisit,” tambah Jerry.

Berkaca dari kondisi lampau itu, Jerry optimistis Indonesia mampu menghadapi resesi yang saat ini menjadi momok dunia. Ada faktor yang menurutnya tak bisa dikesampingkan, yakni kemampuan Indonesia untuk meningkatkan porsi ekspor berupa produk industri.

Saat ini tercatat 70 persen produk ekspor merupakan produk industri yang sama. Hal ini berarti Indonesia sudah melakukan hilirisasi atau tidak lagi hanya menjual barang mentah.

“Ini adalah kekuatan Indonesia untuk menjaga ketahanan negara,” ucapnya.

Baca Juga: Kekhawatiran Ekonomi Memburuk Picu Rupiah Menguat

Direktur Sumber Daya Pertahanan (Dirsumdahan) Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Farid Amran juga mengatakan adanya keinginan kuat Presiden Joko Widodo agar Indonesia tidak sebatas mengekspor barang mentah itu. Keinginan ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan negara.

Indonesia sendiri telah memberlakukan pelarangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020. Pelarangan ekspor ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019.

“Bahan tambang kita itu merupakan bahan baku untuk membuat senjata, bisa dibayangkan jika setelah jadi senjata di negara lain justru dipakainya untuk menyerang negara kita. Ini tentu sesuatu yang tidak bisa diterima,” ujar Amran.

Dia menambahkan bahwa semua pihak harus mulai menyadari bahwa tidak ada satu negara pun yang bisa luput dari ancaman perang. Seperti perang Ukraina dan Rusia, meskipun lokasi kedua negara tersebut jauh dari Indonesia tetapi negara Indonesia juga turut merasakan dampaknya.

"Oleh karena itu, walaupun Indonesia menggenjot ekspor untuk meningkatkan devisa negara tapi tetap menjadikan kebutuhan dalam negara sebagai hal utama wujud ketahanan negara," tambah Amran.


(SUR)

Berita Terkait