SURABAYA: Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menyebut butuh anggaran Rp65 miliar untuk menangani banjir di Lamongan. Saat ini, sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Lamongan tergenang air akibat luapan Sungai Bengawan Jero.
"Setelah kita diskusi dengan tim teknis untuk penanganan banjir di Lamongan ini, kita butuh sekitar Rp65 miliar, dan dari Rp65 itu kita bagi sepertiga anggaran dari Pemkab dua per tiga dari Pemprov," kata Khofifah, di Surabaya, Sabtu, 25 Februari 2023.
Khofifah mengatakan anggaran Rp65 miliar itu akan digunakan untuk merekontruksi Pintu Air Kuro yang kondisinya sudah mulai rapuh dan bocor, mengingat dibangun sejak jaman Belanda. Pintu Air Kuro merupakan salah satu titik simpul penyebab banjir akibat luapan Bengawan Solo di Lamongan.
BACA:
Maka itu, Khofifah meminta agar proses pengerjaan Pintu Kuro bisa diselesaikan secepat mungkin. Sebab banjir di Lamongan ini bisa menggenang berbulan-bulan lamanya, sehingga harus segera dicari titik paling signifikan.
"Sungai Bengawan Jero merupakan bagian dari BBWS Bengawan Solo maka kewenangan sesungguhnya ada di pusat. Tapi kita sudah tiga tahun mengajukan ke Kementerian PUPR, supaya mendapatkan prioritas penanganan, tapi belum ada langkah konkret," jelasnya.
Meski nantinya akan diselesaikan oleh Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan, Khofifah mengaku akan tetap meminta izin kepada Kementerian PUPR, untuk merekonstruksi Pintu Air Kuro tersebut. Sehingga ke depannya titik-titik simpul seperti DAM Tambak Ombo dan lainnya, juga akan segera diurai hingga banjir di Kabupaten Lamongan benar-benar tuntas terselesaikan.
"Semoga program ini mendapat penguatan anggaran dari Pusat sesegera mungkin. Sementara untuk rekonstruksi Pintu Air Kuro Pemprov dan Pemkab Lamongan akan tangani, tentu dengan seizin Pusat, karena ini memang kewenangan Pusat. Kita berharap ini akan menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi banjir yang genangannya bisa bulanan ini," ungkapnya.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Lamongan, banjir telah merendam 59 desa di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Karangbinangun, Kecamatan Deket, Kecamatan Glaga, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Babat, dan Kecamatan Laren.
Tercatat ketinggian air bervariasi mulai dari 16 cm hingga 75 cm. Ketinggian air tertinggi tercatat berada di Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah. Akibat banjir ini, sebanyak 6.627 rumah warga terendam. Selain itu terdapat pula 55 gedung sekolah, 22 tempat ibadah, dan juga 8.424 lahan tambak, serta tujuh fasilitas kesehatan terimbas dampaknya.
Pemprov Jatim bersama Pemkab Lamongan telah siap menangani bencana banjir di Lamongan khususnya untuk rekonstruksi pintu air Kuro. Sejak masuknya laporan terkait kejadian banjir ini, sebanyak empat pompa air telah dikerahkan untuk mengurangi ketinggian banjir, serta mendirikan 42 pos.
(TOM)