MOJOKERTO : Sebanyak lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Mojokerto akan digabung (merger). Penggabungan lima sekolah SD Negeri tersebut sebagai upaya menjadikan pengelolaan sekolah agar semakin efektif sekaligus efisiensi anggaran pendidikan.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum dan Kesiswaan Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Kota Mojokerto, Putra Wira Perkasa mengatakan, kuota SD di tahun 2021 ada 1.344 kursi dengan 28 siswa atau satu rombongan belajar (rombel).
“Kecuali SD Negeri Wates 2, ada dua rombongan belajar. Lulusan SD di Kota Mojokerto tahun 2021 sebanyak 2.204 siswa dan siswa luar Kota Mojokerto yang sekolah di Kota Mojokerto lulus SD tahun ini, ada 752 siswa. Sebanyak 2.204 siswa tersebut lulus dari 52 SD di Kota Mojokerto,” tuturnya, Sabtu 5 Juni 2021.
Masih kata Putra, PPDB jenjang SD Negeri tahun ini yang membuka pendaftaran hanya 47 sekolah karena ada lima SD yang merger. Seperti SD Negeri Kauman di Jalan RA Kartini ditutup karena tidak layak, SD Negeri Purwotengah 1 dan 2 menjadi SD Negeri Purwotengah karena satu halaman.
“SD Negeri Balongsari komplek yang dekat Piala Adipura, dari empat sekolah jadi tiga sekolah. SD Negeri Balongsari di Jalan Empu Nala dari tiga sekolah jadi dua sekolah dan SD Negeri Mentikan. Ini karena kekurangan siswa dan pembenahan nomenklatur. Seperti SD Negeri Balongsari itu ada, 1, 2 dan 4. 3 nya tidak ada sehingga nanti akan dibenahi semua,” jelasnya.
BACA JUGA : Muncul Cahaya Aneh Disertai Dentuman Keras di Sekitar Gunung Raung
Sementara itu, Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan, dari 52 SDN di Kota Mojokerto, tahun ini ada 47 SDN yang membuka pendaftaran calon siswa didik baru. “Iya karena ada 5 SDN yang tahun ini dimerger karena beberapa alasan,” ungkapnya.
Masih kata Amin, sehingga Dinas P dan K Kota Mojokerto akan menghentikan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada lima sekolah SD Negeri tersebut. Lima sekolah tersebut yakni SDN Kauman, SDN Purwotengah, SDN Mentikan, SDN Balongsari Empunala dan SDN Balongsari.
“Karena 5 sekolah ini, kurang efektif. Tiga tahun ini, tidak bisa memenuhi kuota siswa karena kekurangan siswa dan keberadaannya di satu halaman yang sama dengan sekolah dasar lainnya. Selain itu, minat ke sekolah swasta tinggi, pendaftar kurang, kelayakan sekolah dan ada 5 Kepsek pensiun tahun ini,” katanya.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisa jumlah lulusan peserta didik TK setiap tahun. Pihaknya sudah meminta Kartu Identitas Anak (KIA) sebagai syarat untuk mendaftar PPDB SD sejak dua tahun lalu dan KIA sudah diberikan sejak anak lahir sehingga dapat memprediksi angka anak usia sekolah.
Sehingga pihaknya akan melakukan penggabungan lantaran dikhawatirkan sekolah yang bersangkutan akan dapat memenuhi standart sesuai Permendiknas. Amin meyakini adanya merger sekolah ini dapat berdampak baik terhadap biaya operasional dalam pengelolaan dan menghemat anggaran pendidikan.
“Dengan merger ini, juga dapat menghemat anggaran karena tunjangan kepala sekolah sesuai Dapodik jumlahnya luar biasa. Apabila angka ideal sudah terpenuhi, kita optimistis sekolah SD Negeri tidak akan kekurangan siswa. Kalau masih ada yang kekurangan siswa dan ini berhasil, tahun depan juga ada yang di merger,” jelasnya.
(ADI)