TUBAN : Petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro mengeluh akibat merosotnya harga tembakau pada musim panen kali ini. Seperti yang dirasakan para petani di Desa Kayulemah, Kecamatan Sumberrejo. Mereka khawatir, merosotnya harga tembakau ini makin tak terkendali sehingga membuat mereka merugi.
Saat ini, harga tembakau kering rajang ditingkat petani jatuh dikisaran Rp12 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram. Harga ini jauh dibawah harga pada tahun lalu, yakni mencapai Rp29 ribu hingga Rp32 ribu tiap kilogramnya.
Seorang petani tembakau, Shodikin mengaku tak mengetahui pasti penyebab anjloknya harga tembakau musim ini. Harga tembakau tiba-tiba anjlok begitu saja meski kualitas daun hasil panen musim ini semakin baik. Selain minim serangan hama, tembakau yang dibudidayakan juga tumbuh subur dan berkualitas.
"Kalaupun ada daun tembakau yang tumbuh kerdil atau keriting, hal ini dinilai masih wajar sebab jumlahnya sangat kecil tak sampai lima persen dari luas areal tanaman yang di budidayakan petani," terangnya.
Dia mengatakan rendahnya harga tembakau ini membuat petani khawatir. Sebab, hal ini dapat mengancam pendapatan mereka atau bahkan mengalami kerugian yang cukup besar. Sebab, selama bercocok tanam mereka sudah mengeluarkan banyak modal dan biaya, baik saat pengolahan lahan, perawatan dan pemupukan maupun biaya pemetikan dan pemrosesan daun basah menjadi kering rajang.
"Kalau seperti ini, kami sudah tak semangat lagi menanam kembali tembakau tahun depan," katanya.
Atas kondisi ini, para petani mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pemerintah turun tangan, sehingga harga tembakau kembali naik dan tidak membuat petani semakin merugi.
(ADI)