KEDIRI : Kelompok petani Kediri, Jawa Timur mengembangkan sistem pertanian mina di desanya sejak 3 musim tanam terakhir. Dengan sistem ini, lahan yang tidak produktif disulap menjadi lahan pertanian tumpang sari padi dengan ikan yang mengasilkan keuntung 3 kali lipat.
Sistem ini diterapkan kelompok tani Mina Mulya Jaya, Desa Mutih, Kecamatan Gampengrejo, Kediri. Lahan di sini nampak subur dengan bulir padi memasuki usia panen di atas lahan seluar 2 hektare.
Petani mengembangkan sistem pertanian mina padi, yakni sistem tumpangsari memanfaatkan genagan air sawah yang ditanami padi sebagai budidaya ikan air tawar untuk kosusmsi.
Sejak 3 kali musim tanam ini, kelompok tani mengembangkan sistem ini sebanyak 8 petak sawah yang tengahnya ditanami padi. Sementara bagian keliling lahan dibuat kolam air yang diisi dengan ikan air tawar seperti ikan nila,tombro dan juga ikan bawal.
"Kami mengembangkan sistem ini berawal dari lahan yang setiap musim penghujan tidak bisa ditanami padi karen selalu digenangi oleh air banjir sepanjang musim," terang Ketua Kelompok Tani, Ahmad Riyanto.
Dengan sistem ini, petani mendapatkan keuntungan jika musim kemarau bisa menanam padi dan jika masuk musim penghujan benih ikan yang disebar dapat tetap dibesarkan hingga panen.
"Dengan sistem ini petani lebih hemat biaya produksi karena hampir tidak pernah menggunakan pupuk, pestisida, maupun obat lain. Sebab, kotoran ikan berfungsi sebagai pupuk serta bebas hama, sebab hama bisa hilang dimakan oleh ikan," katanya.
Dari satu petak lahan sekali musim tanam, petani mampu menghasilkan Rp 5 juta untuk padi. Sementara hasil panen ikan mencapai 5 ton yang dijual Rp 16 ribu perkilogramnya, untuk bibit ikan sebanyak 100 ribu ekor.
Sementara itu, Mohammad Basory, Kepala Desa Mutih berencana akan menembangkan lahan dengan sistem mina padi tersebut menjadi pontensi wisata edukasi sekaligus akan memperluas lahan agar petani di desanya lebih berdaya.
"Dengan pengembangan wsista edukasi, dan perluasan lahan diharapakan mampu menciptakan lahan pekerjaan baru serta pendapatan asli daerah," pungkasnya.
(ADI)