JOMBANG: Video jenazah warga digotong dari rumah sakit sejauh 8 kilometer di jalan berlumpur viral. Peristiwa memilukan ini terjadi di Dusun Kedung Dendeng, Desa Jipuhrapah, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur.
Hingga saat ini, wilayah Plandaan masih belum sepenuhnya merasakan pembangunan infrastruktur berupa jalan. Akses utama menuju desa terdekat hingga fasilitas kesehatan sulit dijangkau akibat kondisi jalanan yang rusak parah.
Dalam video berdurasi satu menit 45 detik ini, para warga menandu jenazah yang diketahui bernama Rustam 62 tahun. Jasad Rustam, dipikul warga dengan berjalan kaki melalui jalan berlumpur di tengah hutan menuju rumah duka di Dusun Kedung Dendeng.
Mereka terlihat bersusah payah melalui jalan berlumpur tebal sembari menahan beban jenazah agar tidak terjatuh. Kaki mereka beberapa kali terjebak di dalam lumpur dan warga bergantian memikul jenazah tersebut sambil terus berjalan kaki.
BACA: Bersenjata Pentungan, Polisi Jombang Bubarkan Balap Liar
Salah satu warga Sujudno mengaku, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Rustam dibawa warga ke rumah sakit untuk berobat melalui jalan yang sama. Dengan cara ditandu, warga mengantar Rustam dengan jalan kaki menuju desa terdekat untuk kemudian dioper ke mobil ambulance.
Sayang, baru saja bisa naik mobil menuju Rumah Sakit, nyawa Rustam tak tertolog. Warga kemudian balik arah dan membawa Rustam kembali ke kampung dalam keadaan meninggal dunia.
“Kondisinya begini, banyak lumpur. Ini 8 kilometer seperti ini. Untuk akses kesusahan, kalau ada orang sakit dan melahirkan bisanya cuma ditandu. Yang kemarin pak Rustam, setelah jalan di oper ke ambulan desa, jalan dua kilo meter kemudian meninggal dunia. Setelah itu dibawa balik kembali ke kampung ditandu lagi. Sampai rumah jenazah jam 7 pagi. Perjalanan mulai jam 2 malam pulang kembali ke kampung,” ceritanya.
Sementara Kepala Desa Jipuhrapah Hadi Sucipto mengatakan kondisi jalan yang rusak dan tidak pernah diperbaiki membuat warga Dusun Kedung Dendeng selalu kesulitan saat berkaktivitas. Jika musim hujan, jalan akan dipenuhi lumpur dan tidak bisa diakses dengan kendaraan.
Pihak desa mengaku, sudah pernah mengusulkan perbaikan namun tidak pernah ada respon dari pemerintah setempat. Padahal akses satu satunya jalan yang dihuni 150 kepala keluarga dan 400an jiwa tersebut, kondisinya rusak parah dan tidak pernah disentuh pembangunan sejak puluhan tahun lamanya.
“Kalau hujan seperti ini bisanya ditempuh dengan jalan kaki. Sudah saya usulkan sejak tahun 2014 tapi gak ada respon. Alasan Bupati Jombang, ini jalannya milik Perhutani,” keluhnya. (end)
(TOM)