SURABAYA : Sejumlah travel umrah di Surabaya meminta agar asosiasi penyelenggara ibadah haji dan umrah menunjuk beberapa laboratorium tes PCR sebagai rujukan tes swab calon jemaah. Mereka bisa bekerja sama dengan kedutaan untuk bersama-sama menentukan laboratorium rujukan yang benar-benar profesional.
Permintaan ini disampaikan menyusul tiga jemaah umrah asal Indonesia yang positif covid-19 di Arab Saudi. Mereka menduga kasus tersebut terjadi karena tes swab yang dilakukan sebelumnya tidak akurat.
“Kondisi itu tentu meresahkan. Kami khawatir kasus tiga jemaah umrah yang positif di Arab Saudi berimbas pada calon jemaah lainnya. Karena itu perlu beberapa Laboratorium PCR rujukan” kata salah seorang pengelola travel umrah, M Ramli.
Ramli mengatakan, laboratorium PCR penting untuk memastikan akurasi hasil tes swab. Selain itu, untuk menghindari kemungkinan terjadinya manipulasi data.
“Jadi tes swab ini harus dilakukan secara teliti. Kasihan kalau jemaah umrah tidak bisa berangkat lagi,” ujarnya.
Ramli mengatakan, sesuai aturan, saat ini jemaah umrah diharuskan melakukan tes swab 72 jam sebelum keberangkatan. Setelah itu hasilnya diserahkan para pihak penyelenggara ibadah umrah sebelum terbang ke Arab Saudi.
Selain menghadapi masalah tes swab, pihak travel umrah pada masa new normal ini juga dihadapkan dengan pembatasan-pembatasan, yakni jumlah dan usia jemaah. Untuk usia jemaah misalnya minimal 18 dan maksimal 50 tahun. Atas pembatasan ini maka, banyak calon jemaah yang masuk daftar tunggu.
Di Travel Andalus Surabaya misalnya, sedikitnya ada 700 jemaah yang terpaksa menunggu gegara covid-19. Mereka baru bisa diberangkatkan 17 November mendatang.
(ADI)