SUMENEP: Distribusi pupuk bersubsidi terlambat membuat petani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur kebingungan. Mereka terpaksa harus membeli pupuk dengan harga tidak wajar.
Entah sengaja atau tidak, terlambatnya distribusi pupuk di awal tahun baru ini bertepatan dengan masa pemberian pupuk yang kedua pada tanaman jagung di Kabupaten Sumenep.
Akibatnya, sejumlah petani 'dipaksa' membeli pupuk dengan harga lebih mahal pada oknum nakal karena khawatir gagal panen jika terlambat memupuk. Pupuk bersubsidi, utamanya UREA, sudah dua pekan sangat sulit ditemukan pasokannya hampir merata di daerah Kabupaten Sumenep.
Salah seorang petani, Ali Imron, mengaku stok pupuk subsidi di kelompok tani sudah lama kosong. beberapa petani lain terpaksa membeli pupuk dengan harga lebih mahal sekitar 160 ribu, agar pertanian tidak rusak.
BACA: Emak-emak Curi Helm di Parkiran Masjid, Terekam CCTV
Kepala Dinas Pertanian Sumenep, Arif Firmanto, mengaku keterlambatan distribusi terjadi di semua daerah di Jawa Timur bukan hanya di Sumenep. Penyebabnya, SK Gubernur terkait distribusi pupuk yang baru turun.
"Saat ini kita sedang mengurus SK lanjutan ke bupati agar pupuk dapat segera di distribusikan ke petani, " ujarnya.
Sesuai SK Gubernur, alokasi pupuk kabupaten Sumenep untuk 2022 sebanyak 31.267 ton. Adapun harga eceran tertinggi untuk pupuk bersubsidi UREA Rp 112.500 per karung. Disusul SP-36 Rp 120.000, ZA Rp 85.000, NPK Rp 115 ribu, Organik Granul Rp 32.000 dan Organik cair Rp 20.000
(TOM)