SURABAYA : China secara serius mempertimbangkan gagasan untuk menggunakan kereta api berkecepatan tinggi sebagai cara untuk mengangkut dan meluncurkan persenjataan nuklir. Kendaraan disebut 'Kereta Kiamat.' Kereta Kiamat akan bekerja dengan memanfaatkan jaringan rel berkecepatan tinggi yang luas di China untuk membawa rudal balistik antarbenua (ICBM). Kereta dianggap cukup kuat dan kokoh untuk menahan goncangan dan gaya saat meluncurkan rudal.
Konsep dan rencana pengembangan kereta api ini didanai pemerintah China dan dipimpin profesor asosiasi Yin Zihong dari Southwest Jiaotong University, Chengdu, sebagaimana dikutip dari Mashable. Semua masih dalam tahap konseptualisasi awal, tapi tim telah melakukan studi peer-review tentang konsep tersebut, yang menyatakan penggunaan kereta api berkecepatan tinggi dapat menawarkan "mobilitas, keselamatan, dan penyembunyian militer yang lebih baik."
Penggunaan gerbong kereta api untuk mengangkut dan menyebarkan nuklir bukanlah konsep baru. Mengingat bagaimana AS dan Rusia telah menyusun rencana untuk implementasi semacam itu selama Perang Dingin, tetapi gagal mengembangkannya di luar tahap konsep. Namun dalam beberapa tahun terakhir, ide tersebut telah diambil kembali oleh negara-negara seperti China dan Korea Utara, yang keduanya telah melakukan uji peluncuran rudal dari jalur kereta api masing-masing pada 2015 dan 2021.
Dalam kasus China, konsep tersebut melibatkan pengangkutan rudal berkemampuan nuklir DF-41, di mana masing-masing berbobot 80 ton dan mampu membawa hulu ledak hingga 9.300 mil jauhnya dari lokasi peluncuran. Menggunakan kereta api masuk akal di China karena kemajuan yang dibuat negara itu dalam teknologi kereta api.
baca juga : Rolls Royce Pamerkan Mobil Listrik Pertama Seharga Rp6,4 Miliar, Berjuluk Spectra
Dalam waktu kurang dari 20 tahun, China berhasil membangun jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia sejauh ini, membentang lebih dari 40.000 kilometer dan menyalip negara-negara seperti Jepang dan Spanyol.
Tercatat kereta berkecepatan tinggi yang mampu membawa ICBM nuklir dapat bergerak secepat 350km/jam, sementara negara ini juga memiliki kereta maglev yang berjalan dengan kecepatan tertinggi 598km/jam, meskipun sebagian besar hanya memiliki aplikasi sipil untuk saat ini.
Meskipun China tetap menjadi salah satu negara di dunia yang dipastikan memiliki persenjataan nuklir, negara itu telah berjanji pada dirinya sendiri untuk kebijakan "tidak menggunakan pertama". Negeri tirai Bambu itu menyatakan hanya akan menggunakan nuklir untuk melawan musuh jika pertama kali terkena nuklir.
(ADI)