JAKARTA : Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada 26 Mei 2021. GBT kali ini spesial. Pasalnya, fenomena tersebut bersamaan dengan Perige, di mana Bulan berada di jarak terdekatnya ke Bumi.
Puncak GBT terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.18.43 WITA atau 20.18.43 WIT, dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi. Sementara puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB atau 09.57.46 WITA atau 10.57.46 WIT, dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.
Oleh karena itu, melansir dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rabu 19 Mei 2021, gerhana bulan kali ini disebut juga Bulan Merah Super (Super Bloom Moon). Sebab, lebar sudutnya yang lebih besar 13,77 persen, dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge) dan kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan ketika apoge.
Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Kelebihan GBT kali ini juga terjadi bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 sukaplaksa (paroterang).
Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB atau 19.13.30 WITA atau 20.13.30 WIT, dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi. Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di bulan Waisaka.
Pada saat bulan purnama, Bulan dan Matahari akan berada pada satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan Bumi berada di antara keduanya. Dengan begitu, Bulan akan tampak bulat sempurna dipandang dari Bumi. Kedudukan membentuk garis lurus seperti ini dikenal dengan istilah oposisi atau istiqbal.
Secara global, GBT kali ini dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis.
(ADI)