Kedai Kopi Unik, Sulap Halaman Belakang Rumah Jadi Alam Pedesaan

Suasana sejuk alam pedesaan menjadi daya tarik kedai kopi Tanaberkah. (metrotv) Suasana sejuk alam pedesaan menjadi daya tarik kedai kopi Tanaberkah. (metrotv)

MALANG:  Membuka usaha kuliner ternyata tidak harus berada di pinggir jalan, keramaian atau pusat perbelanjaan. Di Malang,  seorang pecinta kuliner justru membuka kedai kopi di halaman belakang rumah. Laris gak ya? 

Setiap konsumen yang datang  harus melalui lorong deretan kamar kos, bersama parkiran sepeda motor sebagai jalan masuk ke lokasi. Namun sempitnya jalan tidak membuat  pengunjung malas datang. Sebaliknya, justru  menjadi daya tarik sendiri. 

Kedai Kopi Tanaberkah  yang tak lazim ini terletak di kawasan Karya Wiguna, Tegalgondio, Kabupaten Malang. Sebenarnya, kedai kopi Tanaberkah   sudah berdiri sejak awal tahun 2020. Namun baru beroperasi sepekan sudah dipaksa tutup  akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pandemi covid- 19.

Kemudian dibuka lagi sejak Juli lalu.  Kedai kopi yang mengusung konsep unik, taman di belakang rumah  saat ini menjadi idola baru di kalangan pecinta kopi Malang Raya.  
 
"Dari luar memang kelihatan biasa. Harus lewat gang sempit melewati tempat kos-kosan. Tapi kalau sudah di belakang rumah, suasana beda, " ujar Ade Rona, salah satu pengunjung. 
 
Memang, meski berada di dalam halaman rumah,  kedai kopi Tanaberkah menyuguhkan suasana alam khas pedesaan. Lengkap dengan suara gemericik aliran sungai.  

Uniknya lagi, pengujung bisa memilih tiga lokasi untuk menimkati hidangan. Tiap lokasi memiliki level ketinggian dan  suasana berbeda. Mulai dari taman diatas aliran sungai,  lesehan di bawah pohon atau duduk di bawah joglo pada tingkatan tertinggi.

Pengelelola Kedai,  Sot Cholil  mengatakan ide mendirikan kedai di halaman belakang rumah ini  sebenarnya karena keterpaksaan. Awalnya ingin membuat tempat ngopi di pinggir jalan utama,  namun tak pernah terwujud lantaran keterbatasan biaya.

“Cari lokasi di pinggir jalan utama, modal tidak cukup. Akhirnya saya  membuka usaha di tanah milik keluarga di belakang rumah ini, “ ujarnya.

Menempati lahan seluas 500 persegi,  Cholil tak menyangka akan diminati. Bahkan sudah siap merugi jika seandainya kedai kopi sepi. "Kalau tidak laku akan saya nikmati sendiri karena berada di belakang rumah, " kenangnya. 

Tak disangka,  keberadaan kedai kopi ini tak pernah sepi pembeli . Bahkan, Cholil terpaksa membatasi jumlah pengunjung hingga 50 persen dari kapasitas yang ada  demi terjaganya protokol kesehatan selama pandemi covid- 19. 

Hingga kini,  kedai kopi unik ini   terus mendapatkan kunjungan dari konsumen baru dari kalangan mahasiswa dan milenial. Apalagi beberapa waktu lalu,  Kedai Kopi Tanaberkah sempat viral di media sosial. 


(TOM)

Berita Terkait