SURABAYA : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyusun berbagai strategi untuk mengantisipasi lonjakan Omicron di Jatim. Upaya ini dilakukan menyusul banyaknya pekerja migran Indonesia (PMI) dari luar negeri yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, varian baru Omicron ini harus ditangani secara komprehensif tanpa membuat panik masyarakat. Terlebih, berdasarkan prediksi dari pemerintah pusat, kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai Februari sampai Maret.
"Saat ini, aktivitas masyarakat cukup tinggi. Oleh karena itu, sinergi antara penerapan protokol kesehatan dengan penegakan sosial ekonomi harus berjalan seimbang," kata Khofifah.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, terus menyiagakan fasilitas kesehatan (faskes) seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan. Selain itu, pemenuhan sumber daya manusia (SDM) dan logistik.
Baca Juga : Diduga Jadi Ajang Seks Sejenis, Bilik Mandi Wisata Air Panas di Pasuruan Dibongkar
"Baik APD (alat pelindung diri), oksigen hingga alat kesehatan serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan," katanya.
Terkait penanganan PMI, Khofifah menyatakan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia. Tanggal 26 nanti direncanakan juga akan datang lagi sebanyak 164 orang. "Semua harus siap untuk melakukan karantina dan memberikan layanan terbaik kepada para tenaga migran," ujarnya.
Orang nomor satu di Jatim itu meminta kepada semua pihak untuk kembali turun menangani dan mencegah meningkatnya varian omicron. Termasuk pelibatan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Kepala Desa. "Pentahelix ini mari kita ajak kembali untuk turun dan menggandeng kampus kampus bergerak bersama memberi pemahaman kepada masyarakat,” tutur Khofifah.
Sementara itu, pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), Dr Windhu Purnomo menyatakan, bahwa terdapat dua strategi mengantisipasi Omicron. Pertama yakni disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) dan kedua vaksinasi.
"Jadi dua perisai yang harus kita punyai. Disiplin penerapan Prokes menjadi perisai pertama dan vaksin menjadi perisa kedua dari bahaya Omicron," tandasnya.
(ADI)