LOMBOK: Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak berdampak pada penerbangan di Bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat. PT Angkasa Pura I menyatakan rute penerbanagan saat ini masih normal.
"Sampai saat ini kondisi penerbangan dari atau ke Lombok masih normal," kata Humas PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, Arif Haryanto di Praya, Kamis, 10 November 2022.
Bandara Lombok saat ini masih tetap melayani penerbangan Internasional dari Kuala Lumpur dan Singapura. Sedangkan untuk rute penerbangan domestik yang tetap dilayani itu yakni Jakarta, Surabaya, Bali, Sumbawa Besar dan Bima.
"Penerbangan masih normal," ucap dia.
Sebelumnya, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Rahmat Adil Indrawan mengatakan, terkait operasional bandara, mulai 12-18 November 2022 Bandara Lombok melakukan penyesuaian waktu operasional bandara menjadi 24 jam, dari yang saat ini hanya 14 jam, yaitu pukul 06.00 sampai 20.00 Wita.
BACA: Waspada, Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas 4,5 Km
“Berbagai upaya yang kami lakukan ini diharapkan dapat mendukung kelancaran ajang WSBK 2022 dan KTT G20. Kami siap untuk memberikan pelayanan yang mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan di Bandara Lombok,” terang Rahmat.
PT Angkasa Pura I Bandara Lombok berkomitmen mendukung penuh perhelatan ajang internasional WSBK 2022 di Mandalika serta KTT G20 di Bali. Bentuk dukungan tersebut antara lain dengan telah dituntaskan berbagai pengembangan secara kapasitas maupun daya dukung infrastruktur dan fasilitas Bandara Lombok, mulai dari runway, apron, terminal penumpang, hingga fasilitas kargo.
Sedangkan di sisi udara (air side), Bandara Lombok telah mengalokasikan 4 parking stand pesawat narrow body atau 2 parking stand pesawat wide body untuk delegasi KTT G20, 4 parking stand pesawat TNI AU pengamanan KTT G20, 2 parking stand pesawat wide body pengangkut logistik WSBK, serta 10 parking stand untuk penerbangan regular.
"Secara keseluruhan, infrastruktur dan fasilitas Bandara Lombok siap untuk mendukung pelaksanaan kegiatan WSBK 2022 & KTT G20,” kata Rahmat.
Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru bahwa terjadi awan panas letusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 28-30 mm. Selain itu, aktivitas kegempaan Gunung Semeru juga menandai letusan lima kali dengan amplitudo 14-22 mm dan gempa tektonik jauh satu kali dengan amplitudo 25 mm.
Status Gunung Semeru masih level III atau siaga, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
(TOM)