SURABAYA : Empat penelitian Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendapat kucuran dana sebesar Rp1,3 miliar dari Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian PTS Ditjen Dikti Ristek Tahun Anggaran 2021.
Keempat penelitian yang memperoleh dana tersebut meliputi penelitian tentang analisis dampak implementasi program MBKM di lingkungan Unusa, upaya peningkatan kepuasan pelanggan bagi UKM sebagai bagian dari sale up business melalui pelatihan sertifikasi halal, dan upaya pencegahan stunting dengan peningkatan status gizi masyarakat melalui pelatihan pengolahan ikan gabus pada kader Fatayat NU di Kabupaten Pasuruan serta penerapan sistem pemanena air terpadu dan filtrasi berbasis saringan pasir lambat dikombinasikan dengan karbon aktif sebagai upaya mengentaskan krisi air bersih secara mandiri dan berkelanjutan.
Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie mengatakan Unusa berada bersama 110 PTS lain yang dipercaya memperoleh bantuan serupa. Pihaknya mengapresiasi kinerja Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) yang telah mengkoordinasikan penelitian sekaligus pengabdian masyarakat di tingkat fakultas dan program studi hingga penelitiannya dinyatakan layak memperoleh bantuan dari Kementerian.
Baca Juga : Unusa Ajarkan Masyarakat Kelola Air Bersih
"Saya yakin ada banyak penelitian dan pengabdian masyarakat di Unusa yang layak didanai oleh Kementerian. Untuk sementara Unusa mengusulkan empat dan diterima, ke depan saya berharap akan lebih banyak lagi," katanya.
Jazidie mengungkapkan setiap tahun terus menambah prosentase anggaran untuk pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, tahun anggaran 2022 kami menganggarkan sebesar 15% pelbih dari total anggaran belanja Unusa. "Kami tidak ingin dosen di Unusa hanya fokus pada bidang pengajaran saja, tapi juga harus seimbang menjalankan penelitian dan pengabdian sebagaimana tuntutan dalam tri dharama perguruan tinggi," katanya.
Sementara Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin mengatakan kuncuran dana dari Kementerian ini menjadi salah satu bukti Unusa memiliki kompetensi dan kemampuan di dalam melakukan penelitian-penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat.
"Kami memang memberikan pandangan kepada para dosen dan peneliti di Unusa bahwa melalui penelitian kita tidak hanya dapat menguji dan mempraktikan teori dari ilmu yang diajarkan kepada mahasiswa tapi sekaligus bisa melakukan pengabdian untuk masyarakat," terangnya.
Dikatakan Syafiuddin, empat penelitian yang berhasil didanai oleh Kementerian ini mempunyai out put yang tidak hanya sebatas pada pelaporan hasil penelitian dan penulisan jurnal tapi juga dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau komunitas.
Dihubungi terpisah, ketua tim peneliti untuk pencegahan stunting dengan peningkatan status gizi masyarakat melalui pelatihan pengolahan ikan gabus, dr Handayani mengatakan, penelitian sekaligus pengabdian masyarakat yang dilakukannya menyasar kelompok ibu-ibu Muslimat dan Fatayat HU di Bangil, Kab. Pasuruan.
"Sebelum terjun langsung memberikan cara pengolahan ikan gabus, kami melakukan Focus Group Discussion (FGD). Bertujuannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu muda tentang pemberian makanan tinggi protein untuk anak balita," bebernya.
Menurut Handayani ikan gabus merupakan bahan makanan yang tinggi protein albumin, dan baik diberikan sebagai makanan untuk anak balita. Karena tinggi protein albumin, ikan gabus juga dapat mencegah terjadinya stunting atau gagal tumbuh/pendek.
“Pihak muslimat dan Fatayat NU menyambut baik dan sangat antusias terhadap pengmas ini. Kami seusai pelatihan akan memberikan peralatan untuk pembuatan makanan olahan ikan gabus. Pemberian peralatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk produksi makanan olahan ikan gabus, dan dapat menjadi unit usaha mandiri bagi Fatayat NU Bangil dalam memberdayakan ibu-ibu munda untuk menambah penghasilan keluarga," pungkasnya.
(ADI)
