SURABAYA : Sebanyak 600 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dinyatakan gugur dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) karena berbagai alasan hingga berakhirnya pelaksanaan ujian tahap kedua pada Sabtu 25 Juli 2020.
"Tahap pertama terdapat 564 peserta dengan 119 di antaranya reaktif, sedang untuk tahap kedua ini terdapat 600 peserta yang tidak mengikuti ujian dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain karena reaktif hasil rapid test-nya dan alasan yang tidak diketahui," kata Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah di Surabaya, Minggu 26 Juli 2020
Untuk peserta UTBK yang tidak mengikuti tahap kedua ini, kata Machmudah, dinyatakan gugur, termasuk yang dinyatakan reaktif. Karena belum ada prosedur relokasi pemindahan jadwal ujian dari pusat.
"Bagi peserta yang dinyatakan reaktif tahap kedua tersebut secara otomatis dinyatakan gugur untuk mengikuti UTBK dan tidak lolos SBMPTN," katanya.
Dosen Teknik Kimia ITS ini mengemukakan jumlah total peserta UTBK yang mengikuti ujian di ITS sebanyak 13.980 peserta.
"Ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama sejumlah 6.730 peserta dan tahap kedua berjumlah 7.250 peserta," tuturnya.
Sementara itu, mengenai evaluasi pelaksanaan UTBK, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Adi Soeprijanto menuturkan, dari sisi peserta bisa dikatakan kehadiran peserta mengikuti UTBK di ITS sebesar 90 persen.
Hal tersebut disebabkan karena masih adanya faktor-faktor di luar kendali panitia seperti peserta reaktif COVID-19. Namun Adi mengatakan peserta reaktif ini berhasil ditangani dengan baik oleh ITS.
Lebih lanjut, peserta-peserta reaktif pada tahap pertama dan kedua oleh ITS selalu dilaporkan ke panitia pusat untuk dilakukan pendataan untuk diberikan relokasi pemindahan jadwal ujian, sembari peserta melakukan karantina mandiri selama 14 hari bagi peserta tahap pertama.
"Untuk peserta reaktif ini sendiri sebetulnya sudah menurun di tahap kedua dibandingkan yang tahap pertama," ujarnya.
Selain itu, Adi memaparkan bahwa pelaksanaan UTBK di ITS sudah menerapkan dan memegang teguh protokol kesehatan. Dari peserta, panitia, maupun pengantar sudah mematuhi dan menaati protokol yang telah dibuat ITS.
"Meskipun di tahap pertama para pengantar masih kurang tertib, namun di tahap kedua ini sudah lebih baik dengan tidak terjadi antrean panjang," tutur guru besar Teknik Elektro ini.
Adi mengklaim ITS juga sudah memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik. Mulai dari penyediaan tes cepat gratis bagi peserta, pengecekan kondisi kesehatan panitia dan pengawas dengan tes cepat, penyediaan masker dan sarung tangan bagi peserta yang tidak membawa.
"Selain itu pengecekan peserta di titik check point, hingga sterilisasi ruangan yang dilakukan secara berkala. Hal ini kami lakukan sesuai standar dan SOP yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Sekadar diketahui, ITS melalui keputusan panitia pusat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) akan memberi kesempatan bagi 119 peserta yang reaktif di tahap pertama untuk mengikuti ujian pada tahap ketiga. Ujian tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2020 bertempat di kampus ITS.
"Untuk tahap ketiga ini prosedur dan pelayanannya sama dengan tahap pertama dan kedua, sebab pesertanya merupakan limpahan dari tahap pertama," katanya
(ADI)