Kemenag Terus Dorong Akselerasi Digitalisasi Madrasah

MINU Trate Gresik saat menampilkan drama kolosal saat proses wisuda ke 74 (Foto / Metro TV) MINU Trate Gresik saat menampilkan drama kolosal saat proses wisuda ke 74 (Foto / Metro TV)

GRESIK : Program digitalisasi madrasah terus digencarkan Kementrian Agama (Kemenag) Gresik. Madrasah yang berada di naungan Kemenag terus didorong untuk melakukan akselerasi digitalisasi. Tak hanya dalam pembelajaran tetapi juga administrasi.

Kepala Kemanag Gresik, Sahid mengatakan berbagai upaya untuk mendorong digitaliasi sudah dilakukan. Seperti memberikan sosialiasi kepada guru madrasah agar melek teknologi melalui program penguatan literasi digital. Sebab, guru menjadi jembatan agar program ini terlaksana.

"Kalau ingin anak-anak memahai digitalisasi, guru dan juga tenaga pendidik juga harus mumpuni," kata Sahid usai menghadiri wisuda purna siswa MINU Trate Putra Gresik di Hotel Aston, Rabu 22 Juni 2022.

Sahid mengatakan salah satu madrasah yang sudah mulai melakukan digitalasi itu ialah MINU Trate Putra, Gresik. Menurutnya, implementasi program ini adalah ujian sudah tidak berbasis kertas. Rapor mapun pembayaran administrasi sudah berbasis aplikasi.

"Madrasah bisa berbuat banyak, digitalisasi misalnya. Terus kami dorong. Seperti MINU Trate Putra ini, salah satunya," katanya.

Gagasan ini, tambah dia sudah berlangsung pada tahun lalu. Beberapa madrasah telah menjadi percontohan. Salah satunya di MINU Trate Putra Gresik. "Semoga program ini nanti menyeluruh ke madrasah lain. Digitaliasi ini tak bisa ditawar lagi," pungkasnya.  

Baca juga : UNUSA Jadi Rujukan Kualitas Pendidikan dan Ke-NU-an, Rektor : PTNU Harus Berkembang

Sementara itu, Kepala MINU Trate Putra Endah Retnaningsih menambahkan, sejak beberapa tahun terakhir sekolahnya telah menerapkan digitaliasi. Dia menyontohkan, saat ini pembayaran administrasi, peminjaman buku di perpustakaan hingga absensi siswa yang langsung terkoneksi dengan orang tua.

"Bahkan untuk jajan di kantin saja mereka sudah tak pakai uang. Tetapi sudah menggunakan kartu yang sudah kami desain. Sehingga ketika mereka ingin membeli sesuatu tinggal scan kartu dan mereka memilih makanan yang mereka inginkan," katanya.

Bahkan, dalam metode pembelajaran MINU Putra membagi tiga kelas yakni ICT dengan bekerjasama dengan Cambridge University, kelas Tahfidz maupun literasi. Awalnya, metode ini agak sulit dilakukan. Namun perlahan siswa bisa beradaptasi.

"Bahkan sekarang model pembelajaram ini sangat bagus dan siswa merasa senang," ujarnya.

Endah menyatakan, untuk tahun ini MINU Trate meluluskan 100 siswa. Dia berharap, wisudawan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Dalam wisuda ke 74 ini ada yang berbeda, para siswa dan guru menampilkan drama kolosal dengan memakai baju adat Nusantara.

"Kalau sebelumnya hanya bisa daring, tapi kali ini ada drama kolosal juga sehingga lebih meriah," terangnya.


(ADI)

Berita Terkait