SURABAYA : Kerusahan pertandingan Arema FC vs Persebaya menyebabkan 127 orang meninggal dan dua diantaranya anggota polri. Kerusuhan terjadi setelah Aremania kecewa atas hasil pertandingan itu. Arema FC kalah di kandang saat menjamu Persebaya FC dengan skor 2-3.
Berikut 6 fakta kerusahan Aremania hingga sebabkan korban jiwa :
1. Rusuh sesaat pertandingan usai
Aksi suppoter ricuh itu mulai terjadi di dalam stadion. Mereka mengejar sejumlah pemain Persebaya bahkan merusak mobil polisi. Kondisi itu membuat pihak keamanan mencoba menghalau suporter, namun gagal.
2. Gas air mata
Massa semakin brutal membuat polisi terpaksa menembakkan gas air mata. Dari sinilah kondisi semakin parah. Ribuan penonton yang berada di tribun panik dan berhamburan menyelematkan diri.
Mereka berdesakan di pintu keluar stadion. Hal ini membuat mereka pingsan karena sesak nafas. Terbukti, kebanyakan korban selamat yang dirawat di rumah sakit mengalami sesak nafas.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengaku terpaksa menembakkan gas air mata tersebut sebagai upaya terakhir untuk membubarkan massa yang semakin brutal. Serta mencegah kerusakan yang lebih parah.
3. Minim petugas medis di lokasi
Selain akibat berdesekan dan sesak nafas akibat gas air mata, korban kerusuhan Aremania berjatuhan lantaran minimnya petugas medis di lokasi. Informasi yang dihimpun menyebutkan jika petugas medis di lokasi kuwalahan hingga harus menunggu datangnya bantuan dari RS.
Kondisi kian parah lantaran korban yang sudah sesak nafas terjauh hingga terinjak-injak penonton lain. Sementara itu untuk tim Persebaya telah dievakuasi oleh petugas menggunakan mobil Barracuda.
Baca juga : Bupati Malang Pastikan Tanggung Biaya Perawatan Korban Ricuh Aremania
4. 127 Orang Tewas
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan ada 127 orang yang meninggal dunia karena kerusuhan di pertandingan. Korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian yang tengah bertugas. Riciannya, 125 supporter dan dua di antaranya anggota polisi. Sebanyak 10 kendaraan juga rusak dibakar.
5. Arema Dilarang jadi Tuan Rumah
PSSI akhirnya melarang Arema FC menjadi tuan rumah sampai akhir musim Liga 1 Indonesia 2022-2023. Keputusan itu sebagai buntut dari kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema melawan Persebaya.
“Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” ucap Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
6. Liga 1 Dihentikan
PT Liga Baru Indonesia (LIB), langsung mengambil tindakan. Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, memastikan jika kompetisi resmi dihentikan.
“Keputusan menghentikan kompetisi kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” ujarnya.
(ADI)