KEDIRI : Selain menjadi pengasuh pondok pesantren Pari Ulu, Desa Sumber Cangkring, Kecamatan Gurah, Kediri, Mustain Anshori rupanya memiliki kesibukan lain. Dia berhasil menanam dan membuahkan kurma jenis degled noor.
Sejak 6 tahun lalu Anshori melakukan penelitian. Dia ingin pekarangannya ditanam pohon kurma. Dalam kurun waktu itu, Anshori telah mencoba 14 jenis tanaman kurma yang berbeda untuk kembangkan di Kediri. Namun baru 4 jenis yang berhasil berbuah, di antaranya jenis degled noor.
"Jenis kurman ini berbuah pertama kalinya pada usia 3,5 tahun. Hasilnya cukup bagus. Namun karena saat ini musim penghujan buah kurma banyak yang gugur," kata Anshori, Selasa 6 April 2021.
Menurutnya dari 87 pohon jenis degled noor baru 7 pohon yang berhasil berbuah. Selain degled noor, ada pula jenis ajwa, ruzeis, madinah yang diklaim cocok dikembangkan di Kediri.
"Keunggulannya, di Kediri kurma yang ditanam mampu berbuah setahun dua kali. Padahal di daratan arab saudi setahun hanya berbuah sekali saja," terangnya.
Sementara itu Fenti warga kediri mengaku takjub dengan keberhasilan budidaya kurma di Kediri.
"Rasa kurma hasil budidaya itu tidak jauh beda denga buah asli asal daratan timur tengah," katanya.
Hingga saat ini, kurma hasil budidaya Anshori belum dijual-belikan. Sebab, masih dalam proses penelitian hingga dua tahun kedepan. Setelah terbukti bisa dikembangkan oleh petani di Indonesia, ia baru akan menjual dengan harapan dapat dibudidayakan secara masal.
Pondok pesantren Pari Ulu ini memiliki 700 pohon berbagai jenis kurma di tiga lokasi berbeda, yakni di Kecamatan Gurah, Plosoklaten dan Kecamatan Wates.
(ADI)