SURABAYA: Jawa Timur (Jatim) mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi pada 2021. Total Jatim mendapatkan pupuk bersubsidi sebanyak 2.804.823 ton atau bertambah 454.864 ton dari tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta distribusi pupuk dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran, dengan penerima utama para petani yang benar-benar membutuhkan.
Hingga kini, pemerintah tetap menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi. Dia menjelaskan, pemerintah telah mengatur alokasi pupuk sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Kalau ada kelangkaan pemerintah siap intervensi. Tapi, kasih dulu yang sudah ada, bagikan sekarang,” ujar Syahrul, dikutip keterangan tertulis, Selasa, 2 Februari 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy berharap, pupuk-pupuk yang telah terdistribusi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Kementan saat ini menggerakan percepatan tanam untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kami dari PSP mendukung program-program tersebut dengan terus mendistribusikan pupuk. Sehingga, petani bisa tanam terus, dan produksi bahan pangan bisa terus tersedia,” kata Sarwo Edhy.
Dikatakan Sarwo Edhy, pupuk-pupuk bersubsidi tersebut bisa diperoleh sesuai dengan e-RDKK yang telah diajukan. Pupuk bersubsidi diperuntukan bagi petani yang bergabung dalam kelompok tani dan yang telah menyusun e-RDKK.
“Alokasi pupuk bersubsidi harus diawasi agar tepat sasaran dan efisien. Distribusi penyaluran pupuk bersubsidi harus didukung data akurat berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK),” kata Sarwo Edhy.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, jatah pupuk bersubsidi Jatim naik sebanyak 454.864 ton pada 2021 ini.
"Meskipun mengalami kenaikan, tetapi ada pengurangan jatah untuk beberapa jenis pupuk dibandingkan jatah pada 2020," kata Hadi.
seperti pupuk urea dari 967.612 ton menjadi 948.470 ton, atau turun sebesar 19.142 ton. Kemudian, pupuk ZA dari 358.560 ton turun menjadi 344.474 ton, atau turun sebesar 14.084 ton, serta alokasi pupuk organik granul yang mengalami penurunan dari 324.282 ton menjadi 270.714 ton, atau turun sekitar 53.568 ton.
"Ini ada kenaikan karena ada pupuk organik cair, khusus di 2021 sebesar 517.609 liter. Jadi totalnya memang naik, tapi ada tiga item yang turun, dan ini sudah didistribusikan ke kabupaten/kota,” ujar Hadi.
Hadi memastikan pupuk bersubsidi sudah didistribusikan ke 38 kabupaten/kota di Jatim. Dia juga membantah jika terjadi kelangkaan di tingkat bawah.
"Bukan langka, tapi petani itu nariknya kadang melebihi target. Misalnya, jatah pupuk Februari diambil, lalu petani ngambil lagi untuk jatah Maret, sehingga untuk ngambil lagi di bulan berikutnya malah dibilang langka. Padahal itu sudah diambil semua. Karena mungkin ketakutan. Kalau sesuai jadwal enggak akan terjadi seperti itu," ujarnya.
(TOM)