BPS: Makanan, Minuman, dan Tembakau Penyumbang Terbesar Inflasi di Sulsel

Tangkapan layar Kepala BPS Sulsel Suntono saat merilis tingkat inflasi di Sulsel secara virtual di Makassar, Selasa 2 Februari 2022. Foto: Antara/Muh Hasanuddin Tangkapan layar Kepala BPS Sulsel Suntono saat merilis tingkat inflasi di Sulsel secara virtual di Makassar, Selasa 2 Februari 2022. Foto: Antara/Muh Hasanuddin

MAKASSAR: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Suntono, melaporkan seluruh kota yang menjadi sampel pendataan mengalami inflasi pada Januari 2022. Inflasi dipicu meningkatnya harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

"Inflasi Sulsel pada bulan Januari 2022 itu sebesar 0,57 persen dan ditandai dengan naiknya indeks harga konsumen (IHK) secara nasional termasuk di Sulsel," ujar Suntono dikutip dari Antara, Selasa, 2 Februari 2022.

Suntono menuturkan, lima dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan menjadi sampel untuk mendata tingkat inflasi/deflasi provinsi. Hasilnya, inflasi terjadi di kelima kota yang disurvei.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare dengan kenaikan 1,18 persen. Disusul Kota Makassar dengan 0,56 persen, Bulukumba dengan 0,51 persen, Watampone dengan 0,41 persen, dan Kota Palopo dengan 0,36 persen.

Penyebab inflasi

Ia menyatakan penyebab terjadinya inflasi karena kenaikan sebagian besar kelompok pengeluaran. Penyumbang terbesar inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kontribusi 1,07 persen.

Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,84 persen; serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,13 persen.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya menyumbang 0,07 persen serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen. Terakhir kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,37 persen.

Sementara itu beberapa kelompok pengeluaran yang justru menyumbangkan deflasi yaitu kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen; kelompok transportasi sebesar 0,01 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.

Komoditas penyumbang inflasi dan deflasi

Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi pada kelompok ini yaitu: rokok kretek filter, telur ayam ras, minyak goreng, rokok putih, rokok kretek, udang basah, beras, bawang merah, wortel, daging ayam ras. Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu: cabai rawit, tomat, cabai merah, kangkung, jeruk nipis/limau, ikan katamba, ikan bandeng/ikan bolu, sawi hijau, kol putih/kubis, ikan ekor kuning.

Untuk tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,57 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,69 persen.


(UWA)

Berita Terkait