MOJOKERTO : Ratusan petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ramai-ramai memborong motor hingga perhiasan. Beberapa di antara mereka bahkan sukses membeli mobil, hewan ternak serta merenovasi rumah.
Aksi borong barang berharga ini mereka lakukan menyusul harga cabai yang cukup tinggi sejak dua bulan terakhir. Ratusan petani cabai kaya mendadak, setelah harga cabai menembus Rp120.000 per kilogram.
"Alhamdulilah sejak harga cabai mahal perekonomian warga meningkat. Banyak dibelikan barang-barang berharga. Setahu saya ada puluhan sekitar 30 sampai 50 motor. Ada juga beli mobil," kata Kepala Desa Pucuk Nanang Sudarmawan, Selasa 30 Maret 2021.
Nanang mengatakan, di Desa Pucuk, hampir 95 persen dari total sekitar 1.100 KK (kepala keluarga) merupakan petani cabai. Ratusan warga itu tersebar di lima dusun, yaitu Dusun Wotgaru, Dusun Pucuk,Dusun Brejel Lor, Dusun Brejel Kidul, Dusun Kwarigan.
Menurut Nanang, paling banyak petani cabai yang memborong kendaraan motor berada di Dusun Pucuk. Sebab, di lahan cabai di dusun tersebut cukup luas. Mayoritas penduduknya juga petani cabai.
Kepala Desa dua periode ini menyebut, harga cabai tahun 2021 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini sangat tinggi, dan bertahan hampir dua bulan. Mulai dari harga Rp 50 ribu di awal panen Februari lalu, terus merangsek naik hingga mencapai Rp95.000 Selain itu, minimnya ketersediaan cabai di luar daerah membuat petani Dawarblandong menjadi pemasok.
Sebab, di Kecamatan Dawarblandong yang hampir sebagian mata pencaharian warganya bertani memiliki hasil panen yang melimpah kali ini. Pengiriman pun dilakukan, hingga Kota Semarang, Surabaya, Gresik, bahkan pulau Bali.
"Sekali panen memperoleh dua sampai tiga kwintal. Itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp 24 juta dan bisa panen bisa sampai 10-12 kali satu petani dikirimnya justru keluar," pungkasnya.
(ADI)