Khofifah Izinkan Salat Ied di Masjid

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Foto / Metro TV) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan takbir keliling dan membatasi jumlah jemaah pada saat Salat Id di masjid. Hanya meski dibolehkan, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat.

“Jadi, kalau hasil tadi kita rembugan dengan Pak Pangdam V/Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim, kalau Kemenag itu kan untuk zona kuning diperbolehkan sampai 50 persen, dengan protokol kesehatan yang ketat. Kita mendiskusikan, kalau yang zona orange, sesungguhnya boleh menyelenggarakan sampai maksimal 25 persen kapasitas yang ada, dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Gubernur Khofifah, Minggu 9 Mei 2021.

Khofifah berharap masjid-masjid di Jatim mencontoh mekanisme yang sudah dilakukan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Yakni, jemaah yang ingin Salat Id bisa mendaftar terlebih dahulu. Di Masjid Al Akbar, hanya dibatasi 6000 jemaah, yakni 15 persen dari kapasitas masjid sebesar 40 ribu jemaah. Jemaah diberikan ID card untuk membedakan jemaah pria dan jemaah wanita.

“Kalau tidak mendaftar dulu, mau bilang 25 persen atau berapa persen tahu darimana kapasitas masjid. Kalau mereka jemaah terlanjur datang, kan tidak mungkin juga dipulangkan. Untuk kapasitas masjid masing-masing, pihak masjidlah yang tahu," terangnya.

Untuk itu, Khofifah akan berkoordinasi dengan para takmir Masjid Jami’ atau Masjid Agung se-Jatim. Menurutnya, proses mendaftar dulu, itulah paling aman. Sehingga kalau tidak terdaftar, lebih baik Salat Ied di rumah.

"Jadi, masyarakat biar tahu kalau memang kapasitas masjid sudah penuh,” jelasnya.

Selain itu, jemaah juga sudah diatur tidak menaruh sandal dalam satu titik hingga menimbulkan kerumunan, baik saat datang maupun selesai salat.

“Mohon semuanya dijaga, kali ini tidak melakukan takbir keliling, kali ini semua masjid harus melakukan proses yang teridentifikasi memastikan bahwa semua protokol kesehatan dilakukan dengan sangat teliti dan detail, dengan persentase tertentu,” tukasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait