Lewat Ampas Tebu, Siswa Smamda 2 Sidoarjo Harumkan Indonesia di Kejuaraan Dunia

Siswa Smamda Kabupaten Sidoarjo merebut medali emas di ajang WSEEC/MI Siswa Smamda Kabupaten Sidoarjo merebut medali emas di ajang WSEEC/MI

SIDOARJO: Lewat ampas tebu, siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 (Smamda) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan dunia bertajuk "World Science, Enviroment And Engineering Competition (WSEEC) 2021"

Judul penelitian yang mereka lombakan adalah The Utilization Of Durian Skin, Bagasse, and Candlenut Seeds In The Era Of Pandemic To Be A Hand Sanitizer. Berbeda dengan hand sanitizer pada umumnya, mereka menciptakan hand sanitizer yang ramah lingkungan.

Disebut ramah lingkungan karena berbahan ampas tebu dan biji kemiri yang juga tak terpakai. Uniknya lagi aroma hand sanitizer adalah durian karena menggunakan kulit buah khas Asia Tenggara tersebut.

BACA: Pria Pacitan Raup Cuan dari Hobi Pelihara Ular

"Kandungan utama hand sanitizer kan ada tiga, alkohol, gliserin dan disinfektan. Alkohol kita manfaatkan ampas tebu, gliserin menggunakan biji kemiri yang sudah afkir, sementara disinfektan memang menggunakan kimiawi supaya ampuh membunuh kuman," kata guru Kimia Smamda Sidoarjo sekaligus guru pembimbing siswa mengikuti lomba, Ernawati Kristinningrum, Senin (21/2).

WSEEC yang menjadikan lima siswa Smamda Sidoarjo meraih emas tersebut sebenarnya berlangsung Juni 2021 lalu. Namun baru dipublikasikan karena kondisi pandemi covid-19. Perlombaan itu pun juga dilakukan secara daring. WSEEC 2021 diikuti 21 negara baik dari Asia dan Eropa.

Hand sanitizer berbahan ramah lingkungan tersebut meraih medali emas tingkat internasional dari Indonesia Young Scientist Association (IYSA). Bahkan juga mendapat special award tingkat internasional dari Malaysia Innovation Invetion, and Creativity Association (MIICA).

Juri asal Malaysia, kata Ernawati, saat itu sempat menanyakan mengapa aroma hand sanitizer dipilih durian. Apalagi tidak semua orang menyukai aroma terapi, mengingatkan buah durian tidak ada di sejumlah negara seperti di Eropa.

"Namun anak-anak saat itu juga pintar menjawab, sengaja memilih itu karena icon buah Asia. Selain itu yang digunakan bukan buahnya melainkan kulit atau limbahnya," kata Ernawati.

Hand sanitizer yang diciptakan lima siswa dan satu guru pembimbing ini sengaja berbahan limbah ampas tebu. Ampas tebu ini kebetulan mudah didapatkan di Sidoarjo karena lokasi sekolah hanya beberapa kilometer dari Pabrik Gula Candi.

Ampas tebu tersebut disterilisasi dengan cara dipanaskan hingga suhu mencapai 120 derajat celcius. Setelah proses sterilisasi cukup pada suhu tersebut, ampas tebu yang sudah menjadi adonan didinginkan. Ampas tebu yang sudah dingin selanjutnya dimasukkan botol untuk proses fermentasi.

Ampas tebu yang sudah difermentasi itu kemudian dilakukan destilasi. Destilasi ini adalah proses untuk memisahkan alkohol yang ada pada kandungan ampas tebu. Proses destilasi dilakukan kedap udara agar hasilnya bisa maksimal.

Dalam proses destilasi ini juga disertai pendinginan yang cukup menggunakan es batu. Pendinginan dilakukan agar terjadi kondensasi uap alkohol secara sempurna. Lalu dimasukkan ke tempat tertutup. Di sisi luar tempat yang tertutup juga diberi es batu, tujuannya agar alkohol tidak menguap lagi.

"Satu lagi yang perlu dicatat, proses kondensasi ini membutuhkan suhu 78 derajat celcius, karena titik didih alkohol berada pada suhu tersebut," kata Vina Rachma Yunita, salah satu siswa.

Empat siswa lain peraih medali emas tersebuta dalah Jihan Faradina, Septamara Aurora Putri Perta,  Kanayya Huwaidah Fayyadhiyah dan Raysha Nazwa Putri Sugiarto.

 


(TOM)

Berita Terkait