Unair Masuk 465 Dunia, Masuk 4 Kampus Terbaik Indonesia

Kampus Unair diakui dunia (Foto / Hum) Kampus Unair diakui dunia (Foto / Hum)

SURABAYA : Universitas Airlangga akhirnya berhasil masuk ke 500 World Class University (WCU) versi QS World University. Dalam QS World University Ranking ini Unair, masuk dalam 465 top dunia. Capaian prestasi ini tentu membanggakan bagi Uniar. Pasalnya, selama bertahun-tahun, perangkingan perguruan tinggi versi QS World University didominasi tiga perguruan besar di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Institute Teknologi Bandung (ITB).

“Ranking ini wujud pengakuan dari orang luar, melalui proses assesment dan penilaian ini kita anggap sebagai pengakuan atas reputasi yang dimiliki Unair. Alhamdulillah Indonesia punya empat perguruan tinggi yang masuk di 500 top dunia versi QS mengikuti UGM, UI dan ITB. Karena tahun-tahun sebelumnya hanya tiga perguruan tinggi,” jelas Rektor Unair, Prof Moh Nasih, Rabu 9 Juni 2021.

Perangkingan versi QS World University ini mengalami pencapaian yang signifikan bagi Unair. Pasalnya, dikatakan Prof Moh Nasih, selama 5 tahun terakhir Unair naik lebih dari 200 poin. Dari yang tahun sebelumnya berada di ranking 520 – 530, naik 65 poin di tahun 2021 ini.

“Opini yang berkembang di publik selama ini untuk mencapai ranking tertentu meski memperbanyak publikasi, dosen dan mahasiswa international. Semua dipaksa untuk nulis, artikel dan publikasi di QS. Untuk kasusnya Unair jalannya berbeda. Pencapaian 500 lebih ini banyak dilakukan di tiga indikator penting,” urainya.

BACA JUGA : Virtual Expo 2021 Unusa Diikuti 1000 Peserta

Tiga indikator utama yang dimaksud yakni Academic Reputation yang berkaitan dengan kerjasama dan jejaring dengan para peneliti maupun akademisi seantero dunia. Mengingat selama 5 tahun terakhir 87 institusi yang masuk di top 100 berkerjasama dengan Unair. Pada indikator ini, Unair berada di posisi 310 top dunia, meningkat 40 point dibanding tahun sebelumnya.

“Kolaborasi baik untuk riset kita dorong terus. Sehingga kualitas peneliti dan dosen menjadi sejajar dengan kawan-kawan di banyak negara. Baik Malaysia, Singapura, hingga Australia. Ini yang menyebabkan mereka mempunyai opini, Unair terkemuka dibidang akademik,” jabarnya.

Kedua, indikator Employer Reputation yang diambil dari para pengguna lulusan. Disamping kualitas juga dari kerjasama yang dibangun sebagai mitra akademik maupun mitra industri untuk kesempatan berkarir. Di kategori ini posisi Unair berada di peringkat 176 top dunia.

“Ini berkontribusi sangat besar. Lulusan Unair mendapat pengakuan positif, kita naik 96 point. Dari data yang ada kita yakin dan optimis bahwa hasil menunjukkan reputasi Unair semakin meningkat dimata akademisi luar negeri dan para pengguna lulusan,” tegasnya.

Terakhir yakni indikator, Faculty Identity Rasio yang naik 47 poin menjadi ranking 346. Sementara itu, pada perangkingan nasional Unair berada di peringkat ke-4 setelah UGM dengan poin 254 top dunia, UI 290 top dunia (naik satu poin), dan ITB naik 10 poin menjadi 333 top dunia dan Unair naik 65 point menjadi 456 top dunia.

Dengan capaian ini, kedepan Prof Nasih menekankan akan memperbaiki peningkatkan berbagai kualitas dari kerjasama dengan mitra. Terlebih dalam program MBKM, perguruan tinggi diharapkan dan didorong untuk menjadi PT terbaik didunia.

“Format dan kualitas kerjasama kita tingkatkan, kita pasifkan untuk saling berbagi kapasitasnya. Disamping itu, kita dorong dalam peningkatan publikasi sehingga mempunyai impact yang siginifikan. Sehingga bisa dilanjutkan dalam bentuk visitasi. Target minimal untuk memperbanyak penelitian dan publikasi yang kita lakukan akan didorong terus menerus,” tandasnya.

Pihaknya meyakini dengan memperbaiki indikator pertama impact publikasi minimal visitasi dan produk yang bisa digunakan masyarakat, melibatkan pengajar dari berbagai industri serta menambah international student akan meningkatkam perankingan perguruan tinggi selanjutnya.

“Target selanjutnya memperbaiki aspek yang kita punya. Kita saat ini tidak ngomong ke berapa ratus, tapi fokus pada perbaikan beberapa proses yang kita lakukan. Hasil akan mengikuti prosesnya. Dengan perbaikan ini, tentu ranking akan mengikuti salah satunya di times higher,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait