SURABAYA : Hari kedua serah terima jabatan (Sertijab) bupati/wali kota hasil Pilkada Jatim 2020, Gubernur Khofifah secara marathon menghadiri Sertijab bupati di tiga titik. Yakni Jember, Situbondo dan Banyuwangi.
Di Jember, Khofifah menyoroti masalah kemiskinan. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, pada tahun 2019, persentase jumlah penduduk miskin sebesar 9,25% dan pada tahun 2020 naik menjadi 10,09%. Secara absolut, jumlah penduduk miskin Kabupaten Jember yang semula berjumlah 226.570 jiwa pada tahun 2019 naik menjadi 247.990jiwa pada tahun 2020.
"Selain itu, saya minta masalah stunting di Jember juga mendapat perhatian lebih," kata Khofifah dalam acara serah terima jabatan (setijab) Bupati dan Wakil Bupati Jember di gedung DPRD Jember.
Lalu di Situbondo, Khofifah meminta kepada Bupati dan Wabup Situbondo untuk dapat mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Utamanya, dalam rangka memberikan akselerasi melalui pengembangan sektor unggulan berdaya saing tinggi yang terindikasi pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
"Ada sektor lain seperti informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, jasa pendidikan yang dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi, baik di desa maupun kota di Situbondo," kata orang nomor satu di Jatim itu.
Dari Situbondo, Gubernur wanita pertama di Jatim ini, melanjutkan di titik akhir yakni Banyuwangi. Daerah yang mempunyai julukan sunrice of java menggelar acara sertijab Bupati Ipuk Fiestiandani dan Sugiri melalui rapat paripurna di Gedung DPRD Banyuwangi, Selasa malam.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah memberikan pujian atas prestasi Pemkab Banyuwangi yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata Provinsi Jatim.
"Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi ini 5,55 persen. Angka ini lebih tinggi dari capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,52 persen. Tentu prestasi ini tak lepas dari perkembangan sektor pariwisata dan UMKM yang menjadi unggulan Banyuwangi," kata Khofifah.
Dari aspek tingkat pengangguran terbuka, Khofifah juga menyebutkan nilai Banyuwangi sebesar 5,34 persen atau lebih rendah dari Jatim sebesar 5,84 persen.
"Pengangguran terbuka di Banyuwangi ini rendah karena memang UMKM diberdayakan dengan baik dalam 10 tahun terakhir," pungkasnya.
(ADI)