MALANG: Sirine pendeteksi gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Malang, Jawa Timur ternyata mengalami kerusakan. Sirine tersebut berusia lebih dari 10 tahun.
"Usianya sudah 10 tahun lebih sehingga mulai rusak, aus, sehingga ada beberapa yang tidak berbunyi," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti rusaknya , Dwikorita Karnawati, saat menghadiri Sekolah Lapang Gempabumi di Balai Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa, 8 Juni 2021.
Rita sapaan akrabnya, menjelaskan sirine tersebut sebelumnya dipasang dan dibangun oleh BNPB sekitar 10 tahun lalu. Kemudian sirine tersebut dihibahkan ke pemerintah daerah.
BACA: Wanita Terjun dari Jembatan Setinggi 25 Meter di Malang
"Kami kebetulan menyumbangkan untuk pemerintah daerah, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit. Ternyata peralatan itu saat ini produksinya sudah tidak keluar lagi. Spare part nya sudah tidak keluar lagi," jelasnya.
Oleh karena itu, Rita meminta agar sirene tersebut diperbaiki. Dia pun menyarankan agar Kabupaten Malang tak lagi menggunakan sirine yang telah berusia 10 tahun tersebut.
"Karena itu terlalu mahal. Pemeliharaanya juga terlalu mahal," ungkapnya.
BMKG sendiri saat ini tengah mengembangkan teknologi tepat guna di bidang sirine. Dia berharap Kabupaten Malang dapat menggunakan sirine tersebut.
"Ini made in dalam negeri. Yang 10 tahun lalu itu dari luar. Dengan produk dalam negeri, pemerintah daerah pastinya dengan itu lebih mampu untuk menyiapkan dan memelihara, terutama sirine," ujarnya.
(TOM)