SURABAYA: Keputusan PSSI melanjutkan kompetisi Liga 1 pada Oktober mendatang mendapat tentangan dari Persebaya. Sedikitnya ada tiga alasan Bajol Ijo menolak kelanjutan kompetisi yang tertuang dalam Surat Keputusan PSSI No. SKEP/53/VI/2020 tanggal 22 Juni 2020.
Dari rilis yang diunggah official website Persebaya, disebutkan jika Persebaya menghormati keputusan PSSI terkait kelanjutan Kompetisi Liga Indonesia Tahun 2020.
"Hanya saja, di tengah situasi pandemi Covid-19 sekarang ini, Persebaya mau tidak mau harus menyatakan sikap tidak setuju untuk dilanjutkan, " tulis Presiden Persebaya Azrul Ananda.
Sebab, lanjut Azrul, sampai saat ini PSSI belum memberikan panduan teknis yang jelas dan detail kepada klub, termasuk Persebaya apabila kompetisi dilanjutkan.
"Selama 3 (tiga) bulan kompetisi terhenti, PSSI belum memberikan panduan teknis yang jelas dan detail pada klub apabila kompetisi dilanjutkan. Padahal ini sangat diperlukan untuk memberi kepastian kepada semua stakeholder sepak bola, " bunyi kutipan rilis Persebaya.
Selain itu, keputusan untuk melanjutkan kompetisi di tengah situasi yang serba tidak pasti justru akan menambah risiko dan beban bagi klub.
"Saat ini, energi pemerintah dan seluruh elemen bangsa fokus pada melawan pandemi Covid-19. Belum ada tanda-tanda pandemi ini kapan akan berakhir," lanjut Azrul
Terlebih situasi di Surabaya, jumlah pertambahan pasien dan kematian tertinggi di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di kawasan Surabaya Raya (Sidoarjo dan Gresik). Dalam situasi ini, sangat berisiko ada aktifitas sepak bola di semua tingkatan.
"Pertimbangan-pertimbangan teknis terkait ketidaksetujuan ini sudah pernah kami sampaikan. Terima Kasih, " tulis Azrul diakhir rilisnya.
3 Alasan Persebaya Tolak Lanjutan Kompetisi
1. PSSI belum memberikan panduan teknis yang jelas dan detail terkait kompetisi Liga 1 jika dilanjutkan.
2. Situasi pandemi covid-19 yang serba tidak pasti justru akan menambah risiko dan beban bagi klub.
3. Jumlah penambahan pasien dan angka kematian covid-19 di Surabaya terus bertambah dan tertinggi di Indonesia.
(TOM)