Kasus Bakar Santri, Ponpes Akan Upayaka Mediasi

Suasana Ponpes di Desa Karangjati usai kasus pembakaran santri (Foto / Metro TV) Suasana Ponpes di Desa Karangjati usai kasus pembakaran santri (Foto / Metro TV)

PASURUAN : Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Berr, Kabupaten Pasuruan, Syamsul mendorong tersangka dan korban kasus santri dibakar senior untuk bermediasi. Mereka mengeklaim telah mengupayakan mediasi kedua pihak sejak awal kasus bergulir. Hal itu dilakukan selain tak unsur kesengajaan, baik korban maupun tersangka masih di bawah umur.

Meski demikian, Syamsul menyatakan menghargai proses hukum yang dilakukan Polres Pasuruan. Bahkan sejak awal kasus bergulir, pihaknya telah bersikap kooperatif ketika dimintai keterangan. “Upaya-upaya Al Berr dalam mencegah tindakan kenakalan, perundungan, juga telah dilakukan, baik intern pesantren ataupun bekerja sama dengan pihak muspika setempat,” ujarnya.

Syamsul memastikan tidak ada perbedaan perlakuan antara santri junior dan senior di Ponpes Al Berr. Makanya dia begitu menyayangkan perselisihan antara kedua santri. “Tidak ada senioritas dalam sistem pembelajaran di Al Berr karena semua santri adalah sama-sama anak yang sedang berproses menuntut ilmu. Kejadian tersebut adalah kecelakaan, dan tidak ada niatan untuk melukai,” tegasnya.

Sebelumnya, INF (13) asal Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan diduga dibakar oleh seniornya MHM (16) santri Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Sabtu 31 Desember 2022. Akibatnya, korban mengalami luka bakar di punggungnya hingga harus dilarikan ke rumah sakit Husada Pandaan kemudian di rujuk ke RSUD Sidoarjo.

baca juga : Menderita Luka Bakar 65 Persen, Kondisi Santri Korban Pembakaran Pasuruan Membaik

Kepala Pondok Pesantren Al Berr, M Fathikhurrohman mengatakan peristiwa itu dipicu saat korban sebelumnya diduga melakukan pencurian, saat salah satu pengurus pondok tengah melakukan patroli setelah salat maghrib memergoki korban membuka lemari salah satu temannya.

"Di salah satu kamar, korban kepergok sedang membuka lemari salah satu temannya. Saat ditanya, korban mengaku sedang mengembalikan uang yang pernah dicurinya," ujar Fathikhurrohman.

Selanjutnya, pengurus pondok pesantren bermusyawarah dan meminta salah satu wali kamar untuk menanyai korban, terkait uang milik siapa saja dan nilai uang yang telah dicuri korban. "Di tengah menanyai di kamar korban, pelaku, MHM datang dari kamarnya yang berada di sebelah kamar korban, sambil marah-marah, menanyai apakah korban juga mengambil uangnya," jelas Fatih.

Salah satu teman MHM lantas melempar botol plastik berisi BBM ke tembok dimana korban tengah bersandar. Alhasil BBM itu tumpah mengenai korban. "Pelaku mengancam apabila korban tidak mengaku akan membakar tubuhnya. Lantas, api itu benar-benar menyulut tubuh korban yang terkena BBM," katanya

 


(ADI)

Berita Terkait