JOMBANG : Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Jombang, berhasil mengkespor daun talas bening ke luar negeri terutama ke Australia hingga benua biru, Eropa. Daun talas ini rencananya akan digunakan sebagai pengganti tembakau di negara tersebut. Total ada sekitar 7,5 ton daun talas berbentuk rajangan yang dikirim.
Ekspor daun talas ini merupakan ekspor perdana. Budidaya daun talas ini dipusatkan di Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur. Daun Talas yang di ekspor ini, merupakan hasil produksi dari para petani, di empat wilayah, seperti Wonosalam, Kabuh, Ploso, dan Sumobito.
"Total ada sekitar 7,5 ton daun talas yang sudah dirajang. Kemudian dimasukkan dalam kontainer dan diekspor ke Australia hingga Eropa," kata Kepala Dinas Pertanian Jombang, Muh Rony, Kamis 3 November 2022.
Rony mengatakan, Daun Talas kering yang di ekspor ke luar negeri di ketahui akan di manfaatkan oleh negara tujuan sebagai pengganti tembakau. Pilihan itu diambil, karena di negara maju sudah menerapkan kebijakan zero nicotin. Jombang yang sempat menjajaki permintaan, kemudian memberikan ruang kepada para petani untuk melakukan budidaya dan berproduksi.
baca juga : Waspada, Kasus DBD di Gresik Mulai Naik
"Satu kilogram daun talas kering untuk ekspor, dihargai sekitar Rp28 ribu rupiah. Para petani yang mempu mengekspor sekitar 7,5 ton, maka uang yang didapatkan petani tembus Rp250 juta," tandasnya.
Rencananya, eskpor akan terus ditingkatkan untuk mencukupi permintaan yang setiap bulannya mencapai 10 kontainer atau setara 75 Ton. "Sebetulnya target ekspor itu 10 kontainer per bulan ini, membuat eksportir Jombang ini kuwalahan mencari bahan baku. Sehingga mereka mencari sampai ke Jawa Tengah hingga ke Banyuwangi. Di Wonosalam ada sekitar 80 hektar," ujar Rony.
Menurut Rony, untuk menanam daun talas bening ini sangat mudah, yakni dengan cara menanam umbi talas. Selanjutnya setelah tumbuh tiga daun dan tingginya sekitar 30 sentimeter. Setelah 6 bulan bisa dipanen.
"Kelebihannya, setelah dipanen, dua mingguan bisa tumbuh daun baru. Artinya cukup tanam sekali, dan bisa dipanen berulang kali hingga dua sampai tiga tahun ke depan," pungkasnya.
(ADI)