BOJONEGERO: Meroketnya harga cabai di pasaran membuat sejumlah pedagang sambal kemasan harus memutar otak untuk tetap bisa bertahan. Salah satunya, dengan membuat racikan sambal ikan tuna.
Kombinasi sambal sekaligus bisa menjadi lauk makanan ini dilakukan Euodia Angelia Novila, salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bojonegoro.
Angelia yang sudah tiga tahun menggeluti dunia UMKM sambal botol yang diberi nama Sambal ROA mencoba membuat sambal ikan tuna setelah harga cabai rawit mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Saat ini, harga cabai sudah menembus angka Rp 120 per kilogram. Pedagang sambal kemasan sulit untuk bisa tetap eksis, jika tidak melakukan inovasi, " ujarnya.
Berawal dari itu, wanita berusia 26 tahun ini memilih mengurangi keuntungan dari pada harus mengurangi takaran sambal botol. Selain itu, juga melakukan inovasi produk sambal botolnya.
"Salah satunya dengan membuat sambal sekaligus sebagai lauk. Yakni dengan mengkombinasikan antara rempah-rempah, cabai dan ikan tuna pedas, " ucapnya.
Alhasil, sambal kombinasi ikan tuna pedas ini berhasil menggaet pelanggan baru sehingga usaha miliknya tetap bisa eksis di tengah pandemi dan pedasnya harga cabai.
(TOM)