Inovatif, Mahasiswi Surabaya Sulap Bawang Dayak jadi Minuman Antioksidan

Mahasiswa Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, Berliana Yusup (Foto / Metro TV) Mahasiswa Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, Berliana Yusup (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Mahasiswa Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, Berliana Yusup berhasil membuat inovasi Jelly Drink berbahan dasar bawang sabrang atau bawang dayak. Bawang dayak yang memiliki rasa pahit disulapnya menjadi minuman yang disukai segala kalangan dan usia. Inovasi ini digadang-gadang mengandung banyak manfaat antioksidan.

"Jadi, cocok kalau kedua hal itu dipadukan jadi minuman kesehatan yang enak. Selain itu berharap dengan adanya jelly drink bawang dayak dapat semakin memopulerkan bawang dayak dan menjadi preferensi minuman kesehatan di kalangan masyarakat," ujar Berliana Yusuf saat ditemui di Laboratorium Mikrobiologi Ubaya BB 3.2, Ubaya Kampus Tenggilis, Rabu 27 April 2022.

Gadis kelahiran Palangkaraya, 7 Agustus 2000 itu mengatakan, secara fisik bawang dayak mirip dengan bawang merah. Tumbuhan bernama latin Eleutherine bulbosa ini tidak memiliki bau menusuk seperti bawang merah. Sehingga, bisa dimanfaatkan menjadi olahan minuman.

"Senyawa bersifat antioksidan yang terkandung dalam bawang dayak, antara lain naftokionon, alkaloid, tannin, glikosida, flavonoid, fenolik," ujar gadis lulusan SMA Santo Albertus Malang ini.

Selain itu, bawang ini memiliki kandungan senyawa eleutherinoside A, eleuthoside B yang bersifat anti diabetes. Sementara itu, ekstrak bawang dayak yang dijadikan jelly drink memiliki nilai IC50 antioksidan sebesar 73,3 ppm (parts per million) yang artinya tinggi antioksidan. Dalam 100 gram jelly drink bawang dayak memiliki antioksidan yang setara dengan 11,06 mg vitamin C.

Baca juga : Mencipi Kurmo Jowo, Jajanan Khas Bojonaegoro

"Kita sering terpapar polusi udara, asap rokok, dan radikal bebas lainnya. Nah, dengan mengonsumsi minuman ini, kita jadi punya tambahan antioksidan yang menangkal radikal bebas," jelasnya.

Untuk memaksimalkan khasiatnya, jelly drink dapat dikonsumsi sebanyak 600ml per hari sesuai kebutuhan antioksidan yang dibutuhkan tubuh, jelas mahasiswi angkatan 2018 itu. Pembuatan jelly drink dari bawang dayak, total membutuhkan waktu enam hari. Yakni diawali dengan proses mengupas, dicuci bersih dan dikeringkan selama tiga hari.

"Bawang dayak yang telah kering dihancurkan sehingga memiliki tekstur seperti tepung. Tepung bawang dayak direndam dalam etanol 96 persen selama satu hari lalu diuapkan menggunakan rotary evaporator," terang anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Yuwono Yusuf dan Noorjani ini.

Agar tahan lama, ekstrak kemudian dikeringkan menggunakan freeze dry selama dua hari. Ekstrak yang telah jadi kemudian diolah menjadi jelly drink. "Rasa pahitnya tidak hilang, tetapi bisa dikontrol dengan mengatur tambahan bawang dayaknya. Juga menambahkan gula dan perasa jeruk agar jelly drink lebih enak dikonsumsi," pungkasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya, Dr rer nat Sulistyo Emantoko Dwi Putra SSi MSi mengatakan, jelly drink bawang dayak merupakan inovasi yang diharapkan bisa diterima masyarakat secara luas. "Fakultas Teknobiologi selalu berupaya memberikan penyelesaian dari permasalahan yang ada. Jelly drink bawang dayak ini salah satunya," ujarnya.

 


(ADI)

Berita Terkait